Ilustrasi monyet.
KOMPAS.com – Sekawanan monyet ekor panjang dilaporkan turun gunung dan berkeliaran ke kawasan permukiman warga di Dago, Kecamatan Coblong, Kota Bandung, Jawa Barat, sejak Selasa (27/2/2024).
Informasi tersebut dibenarkan oleh Pengendali Ekosistem Hutan Tahura Ir. H. Juanda, Dicky.
“Iya betul, informasi ada beberapa monyet ekor panjang yang masuk ke pemukiman warga,” kata dia, saat dihubungi Kompas.com, Jumat (1/3/2024).
Dia menyampaikan, ada sekitar 4-5 ekor monyet ekor panjang yang berkeliaran ke permukiman warga.
Lantas, dari mana asal kawanan monyet di Dago, Bandung? Mengapa bisa muncul di permukiman warga?
Dugaan penyebab monyet masuk ke permukiman warga
Dicky menjelaskan, pihaknya belum bisa memastikan asal dan penyebab monyet ekor panjang itu masuk ke permukiman warga.
Namun, Jika dilihat dari lokasi kemunculan hewan tersebut, Dicky menduga sekawanan monyet ekor panjang itu berasal dari Taman Hutan Raya (Tahura) Ir H Djuanda, Ciburial, Kecamatan Cimenyan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.
“Mungkin, bisa jadi dari Tahura Ir. H. Djuanda, karena dekat,” kata dia.
Dicky menduga, penyebab kawanan monyet ekor panjang berani masuk ke permukiman warga di kawasan Dago karena hewan tersebut keluar dari koloninya.
“Kalau saya melihat dari jumlah yang masuk ke pemukiman warga ada 4-5 ekor. Bisa jadi juga karena mereka dikeluarkan dari koloninya atau bisa juga mencari teritori,” kata Dicky.
Sebab, secara naluriah monyet akan hidup secara berkelompok. Biasanya satu jantan mengetuai satu kelompok.
Kemungkinan, kawanan monyet tersebut menganggap bahwa wilayah perkotaan adalah area kosong sehingga bisa dikuasai.
Akan tetapi, berdasarkan kebiasaan monyet ekor panjang di kawasan Tahura, hewan ini tidak berani keluar dari kawasan tersebut.
Selain itu, penyebab lainnya monyet turun gunung masuk ke permukiman warga juga bisa karena ketersediaan pangan yang menipis di habitatnya.
Namun, hal itu kemungkinan tidak terjadi di Tahura Ir. H. Djuanda. Dicky menyampaikan bahwa ketersediaan pangan di sana masih mencukupi.
“Melihat ketersedian pakan satwa di Tahura Ir. H. Djuanda, saat ini masih mencukupi untuk monyet ekor panjang,” kata dia.
Di luar spekulasi di atas, Dicky menyebutkan kemungkinan lain, bisa saja kawanan monyet liar itu sengaja dilepaskan oleh oknum.
Terpisah, Ketua Museum Zoologi Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati, Institut Teknologi Bandung (SITH ITB) menyampaikan, fenomena invasi monyet ekor panjang ke permukiman warga terkadang juga bisa menjadi pertanda bencana alam.
“Kelompok monyet tersebut merasakan ada tanda bahaya dari alam sehingga menjauh dari habitatnya,” ujarnya, dilansir dari Kompas.com, Kamis (29/2/2024).
Dia menjelaskan, jarak waktu terjadinya bencana dari berpindahnya hewan tersebut biasanya relatif cepat. Hal ini karena primata tersebut memiliki insting yang lebih kuat.
Upaya penangkapan monyet ekor panjang
Terpisah, Dinas Kebakaran Dan Penanggulangan Bencana (PB) Bandung, yang turut menangkap satwa liar monyet ekor panjang, masih melakukan penanganan kasus satwa liar monyet di Kota Bandung tersebut.
Namun, hingga Jumat (1/3/2024), Wadanru Rescue Diskar PB Kota Bandung, Totoy Yuhasmana mengatakan, belum ada satupun monyet ekor panjang yang tertangkap.
“Kami sudah 4 hari, sudah berupaya terus tapi tidak ada satupun yang tertangkap,” ujarnya, saat dihubungi Kompas.com melalui sambungan telepon, Jumat (1/3/2024).
Pihaknya mengaku mengalami hambatan dalam proses penangkapan satwa liar itu, terutama terkait keterbatasan perlengkapan penangkapan.
Totoy mengatakan, pihaknya membutuhkan bantuan dari pihak Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jawa Barat yang lebih berwenang menangani kasus tersebut.
Meskipun begitu, pihaknya memastikan akan terus melakukan penangkapan satwa liar tersebut kapan saja sejauh adanya laporan pengaduan dari warga.
“Kami bertindak sesuai dengan pengaduan dari warga,” jelasnya.
Imbauan Tahura
Menindaklanjuti invasi kawanan monyet ekor panjang yang masuk ke permukiman warga, pihak Tahura Ir. H. Djuanda mengimbau agar warga tidak memberikan makan kepada satwa liar itu.
Jika hal itu dilakukan, dikhawatirkan hewan tersebut akan mengubah perilaku, seperti tidak takut lagi kepada manusia, meminta makan, dan mencuri makanan warga.
Selama hewan tersebut tidak mengganggu dan membahayakan, warga diimbau untuk membiarkan saja monyet ekor panjang tersebut.
News Related-
Nadzira Shafa Nyanyi Lagu Baru, Lirik Rakit Soundtrack Film 172 Days, Ceritakan Kisah Cintanya dengan Amer Azzikra
-
Cara Menukarkan Valas dan Informasi Kurs Dollar-Rupiah di BCA, Selasa (28/11)
-
Ganjar Disindir Halus Kepala Suku di Merauke soal Kondisi Jalan
-
BREAKING NEWS - Diduga Depresi,Pemuda di Kubu Raya Nekat Akhiri Hidup Dengan Cara Tak Wajar
-
Tertarik Ubah Avanza Jadi VW Kodok? Segini Biayanya
-
Bukan Gabung Barito,Sosok di Luar Dugaan Eks Persija Membelot ke Rival Dewa United,Anak Dewa Cek
-
Pesan Mahfud ke Anak Muda Aceh: Semua Akan Sukses karena RI Kaya, Jangan Hedon
-
Apakah Hantu Itu Nyata? Berikut Penjelasan Ilmiahnya
-
Rajin Beri Bonus dan Ajak Jalan-jalan,Bos Tak Menyangka Lihat Isi Grup WA Karyawan,Semua Dipecat
-
Pimpinan KPK Kaget Kasus Korupsi SYL Ternyata Sudah Dilaporkan Sejak 2020, 3 Tahun Dibiarkan Mangkrak
-
Isyarat Rasulullah Tentang Penaklukan Romawi dan Mesir
-
Istana Ingatkan Pasangan Anies-Muhaimin, Ada Kesepakatan Politik Terkait UU IKN
-
Anak Kiky Saputri Unboxing Bingkisan Ulang Tahun Ke-2 Rayyanza
-
Ragam Keris dan Senjata Pusaka di Museum Pusaka TMII