Ketakutan Pengemudi "Online" Antar-Jemput Penumpang di Terminal Kampung Rambutan
Lokasi pengemudi taksi offline terlibat cekcok dengan pria penyandang tuna daksa di Terminal Kampung Rambutan, Ciracas, Jakarta Timur, Senin (22/4/2024).
JAKARTA, KOMPAS.com – Pengemudi transportasi online yang mengeluh saat mengantar atau menjemput penumpang di Terminal Kampung Rambutan, Ciracas, Jakarta Timur, bukanlah hal baru.
Salah satu penumpang yang sudah kenyang mendengarnya adalah Ida (37), perantau asal Majenang, Cilacap, Jawa Tengah, yang bekerja di Kelapa Gading, Jakarta Utara.
“Mereka suka cerita takut nganterin ke sini,” ucap Ida di lokasi, Senin (22/4/2024).
Ida berujar selalu pulang kampung setiap dua atau tiga bulan sekali melalui Terminal Kampung Rambutan.
Ia setia menggunakan jasa ojek online karena harganya lebih murah, serta waktu tempuh yang lebih cepat.
Biasanya, para pengemudi transportasi online yang Ida tumpangi selalu menceritakan keresahan mereka saat mengantar penumpang ke Terminal Kampung Rambutan.
Salah satunya adalah pengemudi ojek online yang Ida tumpangi belum lama ini.
“Tadi muter-muter mau diturunin di luar (gerbang masuk kawasan terminal). Saya bilang ikutin saja bus. Tadinya juga mau di-drop di dekat pos polisi. Akhirnya tadi di-drop di depan pintu masuk keberangkatan. Barang-barangnya dibantu diturunin,” ungkap dia.
Awalnya, pengemudi itu ragu. Sebab, ia pernah disuruh berhenti di gerbang masuk terminal entah oleh siapa.
Sementara penumpang yang diantar terpaksa berjalan kaki menuju area keberangkatan.
“Saya enggak maulah, capek bawa barang banyak. Tadi saya bilang, kalau turun di sana lama karena saya harus jalan kaki,” tutur Ida.
Ia pun berhasil meyakinkan pengemudi ojek online itu untuk mengantarkannya.
Ida tidak hanya diantar ke dalam kawasan terminal, tetapi langsung ke depan pintu masuk area keberangkatan.
“Saya bilang enggak apa-apa bawa masuk aja (ke pintu masuk area keberangkatan) karena saya juga sering,” terang dia.
Ida menuturkan, keluh kesah juga sering ia dengar saat menggunakan jasa ojek online dari Kelapa Gading menuju terminal.
“Dari terminal ke Kelapa Gading juga online. Biasanya mereka mau, enggak ada masalah. Cuma khawatir pas bawa penumpang ke dalam,” ujar dia.
Pura-pura jadi keluarga
Hal serupa dirasakan oleh Ari (24), warga Pasar Minggu, Jakarta Selatan, yang sering mudik ke Palembang.
Ia sering menggunakan taksi online setiap sang ayah tidak sempat mengantar Ari dan ibunya ke Terminal Kampung Rambutan.
“Selama ini, dari sini ke rumah, (naik) taksi online pada bilang enggak mau ke dalam karena enggak boleh. Katanya begitu,” ungkap Ari di lokasi, Senin.
Oleh karena itu, Ari dan ibunya sering berjalan kaki ke pintu gerbang kawasan terminal untuk memudahkan pengemudi yang dipesan.
Namun, ia juga suka menyarankan agar mereka berpura-pura akan menjemput keluarga.
“Kadang saya bilang masuk saja, bilang jemput keluarga. Enggak usah bilang jemput pelanggan. Kadang ada yang mau, ada yang enggak,” kata Ari.
Berdasarkan cerita para pengemudi taksi online, mereka sering ditanya.
“Mau jemput ya? Online?” ucap Ari yang menirukan perkataan pengemudi taksi offline maupun ojek pangkalan.
Hal tersebut membuat mereka merasa terintimidasi, terutama yang canggung menghadapi situasi seperti itu.
“Makanya saya bilang, masuk saja ke terminal enggak usah takut. Bilang jemput keluarga, nanti saya samperin,” Ari berujar.
“Kalau yang enggak mau, kebanyakan cancel karena takut. Menurut mereka intimidasinya kuat,” imbuh dia.
Biasanya, Ari dan ibunya dijemput atau diturunkan di Pos Polisi Terminal Bus Kampung Rambutan. Lokasinya dekat Plaza LRT Kampung Rambutan.
Sebelumnya, beredar video di media sosial Tiktok dan Instagram berkait cekcok antara pengemudi taksi offline dengan pria penyandang tunadaksa di Terminal Kampung Rambutan.
Diceritakan, insiden terjadi saat penumpang memesan taksi online setelah tiba dari luar kota.
Pada keterangan video disebutkan, mulanya ada mobil Daihatsu Sigra warna hitam yang datang ke dalam area Terminal Bus Kampung Rambutan yang dipesan pria penyandang disabilitas itu.
Namun, sopir taksi offline langsung mendekati taksi online dan menegurnya.
Sopir taksi offline tersebut langsung mengusir sopir taksi online begitu masuk area terminal sambil bilang ingin mengambil kuncinya atau jalan terus.
Setelah digagalkan untuk naik taksi online, sopir itu menyuruh penumpang keluar terminal kalau ingin naik taksi online.
Tak dilarang
Pengelola Terminal Kampung Rambutan di Ciracas, Jakarta Timur, menegaskan, taksi online diperbolehkan masuk untuk mengantar atau menjemput penumpang.
“Semua layanan, baik taksi offline maupun online, boleh mengambil (penumpang),” tegas Kepala Terminal Kampung Rambutan Yulza Ramadhoni di lokasi, Senin.
Pihak terminal dan jajaran Polsek Ciracas dari Pos Polisi Terminal Bus Kampung Rambutan pun telah menekankan poin tersebut pada pengemudi itu.
Pasalnya, tidak pernah ada regulasi terkait penarikan atau penurunan penumpang di terminal hanya boleh dilakukan oleh taksi offline.
“Tidak ada regulasi dari terminal yang melarang untuk taksi online mengambil penumpang di terminal. Semua layanan, baik itu taksi online maupun offline, diperbolehkan,” ucap Yulza.
Ia tidak menampik, banyak pengemudi taksi online yang menganggap bahwa terminal “off-limit” bagi mereka mengais rezeki.
Banyak dari mereka yang menyuarakan, mereka takut terjadi perselisihan dengan taksi offline di Terminal Kampung Rambutan, khususnya saat menjemput penumpang.
Kendati demikian, pihak terminal telah mengambil langkah untuk memanggil semua paguyuban dan pengemudi taksi offline di sana.
“Kami sudah panggil untuk membuat surat pernyataan untuk tidak ada lagi pelarangan dari online untuk menjemput penumpang di sini. Ini jadi momentum kami untuk membenahi layanan di sini,” tegas Yulza.