Kenangan Sang Ayah Tentang Putu Satria: Anak Cerdas Asal Klungkung Bali dengan Tekad Kuat
TRIBUN-BALI.COM, SEMARAPURA – Ketut Suastika berusaha menahan tangis saat mengenang putranya, Putu Satria Ananta Rustika (19), yang sudah tiada.
Setiap kali melihat foto anaknya di handphone, tampak raut kesedihan yang mendalam di wajahnya.
Dengan nada terbata-bata, Suastika menuturkan Putu Satria sejak lama ingin masuk sekolah kedinasan.
Cita-citanya pun tercapai setelah diterima di Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Jakarta.
Sebagai orangtua, ia tentu mendukung keinginan anaknya.
“Dia bilang ingin sekolah kedinasan, kami sebagai orangtua hanya mendukung. Apalagi ia memiliki tekad yang kuat,” ungkap Ketut Suastika saat ditemui di kediamannya di Desa Gunaksa, Klungkung, Sabtu (4/5).
Putu Satria yang akrab disapa Rio itu mulai masuk ke STIP pada bulan September 2023.
Selama beberapa bulan di kampus tersebut, Putu Satria sering memberi kabar ke keluarga.
“Biasanya lebih sering berkabar ke ibunya. Kalau dengan saya terakhir chat beberapa hari lalu, ini masih ada chatnya,” kenang Suastika, sembari memperlihatkan handphone-nya.
Selama ini, Putu Satria tidak pernah mengeluh dan bercerita apa yang dialaminya di kampus.
“Saya sering tanya bagaimana keadaan di kampus, dia selalu bilang aman,” ungkap Suastika terisak.
Baginya putra sulungnya itu anak yang polos dan penyayang keluarga.
Ia juga sosok anak cerdas dengan tekad yang kuat.
“Orangnya tidak neko-neko. Keluarga sangat terpukul dengan kejadian ini,” ungkapnya.
Suastika tidak bisa ke Jakarta, karena menjaga keluarga yang sakit.
“Istri, anak kedua saya, dan kakak saya yang berangkat ke Jakarta. Istri saya berangkat ke Jakarta dengan kondisi syok,” jelasnya.
Putu Satria merupakan anak sulung, yang memiliki 2 adik yang masih duduk di bangku SMA dan yang paling kecil masih kelas 6 SD.
Jadwal pemulangan jenazah
Jenazah Putu Satria Ananta Rustika (19), mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) yang meninggal dunia setelah dianiaya oleh seniornya disemayamkan di Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur.
Penjabat Bupati Klungkung I Nyoman Jendrika yang kebetulan berada di Jakarta, menyempatkan menemui keluarga almarhum untuk menyampaikan rasa belasungkawa dan duka cita yang mendalam, Sabtu (4/5).
“Atas musibah ini, tentunya kami sangat prihatin dan sangat berduka dengan meninggalnya almarhum Satria,”
“Kami juga sangat menyesalkan terjadinya kekerasan yang mengakibatkan korban meninggal sia-sia. Harapan kami, agar kampus bertanggungjawab atas kejadian ini, dan berupaya agar tidak ada lagi korban-korban lainnya di masa yang akan datang,”
“Cukup sudah korban almarhum Satria menjadi yang terakhir,” ujar Pj. Bupati Nyoman Jendrika.
Pj. Bupati Nyoman Jendrika mengatakan bahwa pihaknya telah bertemu dengan ibu kandung almarhum yang bernama Nengah Rusmini, dimana Ibunda almarhum adalah salah satu pegawai RSUD Kabupaten Klungkung.
Nengah Rusmini menceritakan almarhum adalah sosok mahasiswa yang pintar dan juga seorang mayoret di kampusnya.
“Permintaan kami mewakili keluarga agar pelaku penganiayaan yang menyebabkan korban meninggal diproses sesuai hukum yang berlaku dan tidak ada upaya untuk menutupi kasus ini,”
“Pihak keluarga meminta agar kasus ini dibuka seluas-luasnya dan berikan penegak hukum akses tanpa batas agar kasus ini menjadi terang benderang dan yang bersalah mendapatkan hukuman maksimal sesuai dengan perbuatannya,” ungkapnya
Terkait pemulangan jenazah menuju Bali untuk di upacarai, I Nyoman Jendrika mengaku bahwa keberangkatan dari RS Polri Kramat Jati menuju Bandara Soetta sudah diurus semua oleh pihak kampus.
Malam hari ini Sabtu (4/5) jenazah akan diberangkatkan dari RS Polri menuju Soetta pukul 19.00 WIB.
Besok pagi akan diberangkatkan dari Soetta pukul 05.00 WIB bersama keluarga.
Setiba di bandara Ngurah Rai Bali, Pemkab Klungkung telah menyiapkan ambulance dari RSUD Klungkung untuk selanjutnya dibawa ke rumah duka almarhum di desa Gunaksa, Kecamatan Dawan.
Upacara pengabenan terhadap Putu Satria Ananta Rustika rencana akan digelar pekan depan.
(tribun bali/mit)