Kemenhub cabut status internasional 17 bandara karena sepi dan menggerus devisa negara - Apa reaksi warga?

kemenhub cabut status internasional 17 bandara karena sepi dan menggerus devisa negara - apa reaksi warga?

Penumpang tiba di terminal kedatangan Bandara Internasional Kualanamu, Deli Serdang, Sumatera Utara, Minggu (7/4/2024).

Pencabutan 17 bandara di Indonesia dari kategori internasional ke domestik disebut pengamat memperlihatkan ketidakseriusan Kementerian Perhubungan, operator, dan pemerintah daerah dalam mengembangkan pasar pariwisata.

Semestinya pihak pengelola operator dan pemerintah daerah bisa lebih kreatif untuk mencari cara agar menarik wisatawan atau pelaku penerbangan asing untuk singgah.

Bukan pasrah hingga akhirnya sepi peminat dan menyatakan rugi, kata pakar penerbangan, Ruth Hana Simatupang.

Di sisi lain, juru bicara Kementerian Perhubungan, Adita Irawati, menyebut penurunan status belasan bandara ini ditujukan untuk dapat mendorong sektor penerbangan nasional yang sempat terpuruk saat pandemi Covid 19.

Dia berkata, beberapa bandara internasional hanya melayani penerbangan jarak dekat dari/ke satu atau dua negara saja.

Adapun bandara internasional lainnya hanya beberapa kali melakukan penerbangan internasional, bahkan ada yang sama sekali tidak memiliki pelayanan penerbangan internasional.

Dua kriteria bandara yang terakhir ini, sambungnya, menyebabkan operasional menjadi tidak efektif dan efisien dalam pemanfaatannya.

Namun demikian, Pj Gubernur Kalimantan Barat, Harisson, mengaku kecewa dengan keputusan Kemenhub yang menurunkan status Bandara Supadio di Pontianak karena alasan “menggerus devisa negara lantaran banyaknya masyarakat yang pergi ke luar negeri”.

Lalu seperti apa respons masyarakat atas kebijakan itu?

Apa alasan pemerintah mencabut status bandara internasional?

Pencabutan status 17 bandara dari kategori internasional ke domestik sebetulnya kelanjutan dari wacana pemerintah – khususnya Kementerian BUMN – pada tahun 2023 yang hendak memangkas jumlah bandara internasional di seluruh Indonesia.

Dari yang jumlahnya 34 menjadi 15.

Pemangkasan itu dilakukan untuk meningkatkan gairah pariwisata, terutama mendorong masyarakat berlibur di dalam negeri.

Sejak itu, Kementerian Perhubungan melakukan evaluasi besar-besaran terhadap 34 bandara internasional yang dianggap beroperasi kurang optimal.

Hasilnya adalah Kemenhub mencabut status 17 bandara dari kategori internasional ke domestik lewat Keputusan Menteri nomor 31 tahun 2024 tentang penetapan bandar udara internasional pada tanggal 2 April 2024.

kemenhub cabut status internasional 17 bandara karena sepi dan menggerus devisa negara - apa reaksi warga?

Penumpang pesawat membawa barang bawaan setibanya di Bandara Internasional Juanda Surabaya di Sidoarjo, Jawa Timur, Minggu (14/4/2024).

Namun Juru bicara Kemenhub, Adita Irawati, menyebut penetapan ini secara umum adalah untuk dapat mendorong sektor penerbangan nasional yang sempat terpuruk saat pandemi Covid-19.

Kata dia, beberapa bandara internasional yang ada hanya melayani penerbangan jarak dekat dari/ke satu atau dua negara saja.

Bandara internasional lainnya hanya beberapa kali melakukan penerbangan internasional, bahkan ada yang sama sekali tidak memiliki pelayanan penerbangan internasional.

Dua kriteria bandara yang terakhir, klaimnya, menyebabkan operasional menjadi tidak efektif dan efisien dalam pemanfaatannya

Dalam praktik penyelenggaraan bandara internasional di dunia, sambung Adita, beberapa negara juga melakukan penyesuaian jumlah bandara internasionalnya.

Dia mencontohkan India. Dengan jumlah penduduk 1,42 miliar hanya memiliki 18 bandara internasional.

Sedangkan AS dengan penduduk 399,9 juta mengelola 18 bandara internasional.

kemenhub cabut status internasional 17 bandara karena sepi dan menggerus devisa negara - apa reaksi warga?

Penumpang pesawat tiba di Terminal Domestik Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai saat puncak arus balik di Badung, Bali, Minggu (14/4/2024).

“Keputusan Menteri 31 ini dikeluarkan dengan tujuan untuk melindungi penerbangan internasional pasca pandemi dengan menjadikan bandara sebagai hub [pengumpan] internasional di negara sendiri,” ucapnya lewat pernyataan tertulis kepada BBC News Indonesia, Jumat (24/04).

“Selama ini sebagian besar bandara internasional hanya melayani penerbangan internasional ke beberapa negara tertentu saja dan bukan merupakan penerbangan jarak jauh, sehingga hub internasional justru dinikmati oleh negara lain,” lanjutnya.

Adapun 17 bandara yang ditetapkan sebagai Bandara Internasional antara lain:

1. Bandara Sultan Iskandar Muda, Aceh Besar, Aceh

2. Bandara Kualanamu, Deli Serdang, Sumatra Utara

3. Bandara Minangkabau, Padang Pariaman, Sumatra Barat

4. Bandara Sultan Syarif Kasim II, Pekanbaru, Riau

5. Bandara Hang Nadim, Banten, Kepulauan Riau

6. Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten

7. Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, DKI Jakarta

8. Bandara Kertajati, Majalengka, Jawa Barat

9. Bandara Kulonprogo, Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta

10. Bandara Juanda, Sidoarjo, Jawa Timur

11. Bandara I Gusti Ngurah Rai, Badung, Bali

12. Bandara Zainuddin Abdul Madjid, Lombok Tengah, NTB

13. Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman, Balikpapan, Kalimantan Timur

14. Bandara Sultan Hasanuddin, Maros, Sulawesi Selatan

15. Bandara Sam Ratulangi, Manado, Sulawesi Utara

16. Bandara Sentani, Jayapura, Papua

17. Bandara Komodo, Labuan Bajo, NTT

Demi menyelamatkan devisa negara?

Salah satu bandara yang dicabut status internasional adalah Bandara Supadio di Pontianak, Kalimantan Barat.

Bandar udara yang dibangun awal tahun 1940-an ini memiliki rute internasional dengan tujuan antara lain Kuching, Kuala Lumpur, Singapura.

Pj Gubernur Kalimantan Barat, Horisson, mengaku kecewa dengan keputusan Kemenhub. Meskipun dia mengaku memahami dasar penetapan tersebut bahwa kunjungan masyarakat lokal ke luar negeri lebih banyak daripada wisatawan mancenegara ke Kalimantan Barat melalui bandara internasional.

“Salah satu alasan yang dikemukakan bahwa dengan banyaknya bandara internasional di tanah air, justru mempermudah masyarakat kita yang ke luar negeri, lalu jalan-jalan ke luar negeri, belanja di luar negeri, menghabiskan devisa negara kita,” tutur Horisson seperti dilansir Antara, Jumat (26/04).

kemenhub cabut status internasional 17 bandara karena sepi dan menggerus devisa negara - apa reaksi warga?

Sejumlah calon penumpang pesawat melakukan lapor diri di loket maskapai di terminal keberangkatan Bandara Internasional Supadio, Kubu Raya, Kalimantan Barat, Senin (1/4/2024).

“Intinya ternyata rugi kalau banyak bandara internasional, justru devisa kita tergerus.”

Beberapa warga Pontianak juga mengaku jengkel dengan keputusan Kemenhub.

Yansyah Kurnia (47) berkata, bolak-balik ke Malaysia untuk berobat. Pasalnya negara dinilai sudah tidak mampu menyediakan fasilitasi kesehatan yang mumpuni dan berperspektif pelayanan.

Dengan menghentikan penerbangan internasional, ia merasa pemerintah malah mempersulit warganya.

“Alasan yang sangat tidak empati. Coba kalkulasikan berapa orang yang pergi berobat, berapa yang untuk wisata,” ungkap Yansyah kepada wartawan Aseanty Pahlevi yang melaporkan untuk BBC News Indonesia.

Nova Sari (38) termasuk yang rajin pergi ke Malaysia untuk keperluan kesehatan anak dan ibunya.

Ia bercerita, obat yang diberikan dokter di Indonesia tak kunjung memberikan kesembuhan. Karenanya dia menabung sebagian pendapatannya untuk berobat ke sana.

“Tapi setelah tidak adanya pesawat langsung ke Malaysia, [ongkos] transport lebih mahal lewat jalan darat,” katanya sembari menambahkan kini dia harus menggunakan transportasi darat jika hendak ke Malaysia.

Nova menyebut sebelumnya harga tiket pesawat ke Malaysia dari Pontianak berkisar Rp500.000 per orang.

Namun sekarang hanya bisa dengan menyewa mobil atau bus umum. Itu pun harus berdesakan lantaran mengantre di Pos Perbatasan Lintas Batas Negara Entikong.

“Biaya membengkak dua kali lipat karena uang makan di perjalanan dan hal-hal tak terduga lainnya,” tambahnya.

Mengapa bandara internasional sepi peminat?

Pakar penerbangan, Ruth Hana Simatupang menjelaskan penetapan status sebuah bandara internasional mulanya diajukan oleh pemerintah daerah.

Harapannya agar daerah mereka dikunjungi turis mancanegara dan pada akhirnya bisa mendatangkan pendapatan daerah.

Tapi, menurut dia, harapan saja tidak cukup.

Pemerintah daerah harus bisa menunjukkan kepada pelancong mancanegara bahwa daerahnya punya objek wisata yang menarik.

kemenhub cabut status internasional 17 bandara karena sepi dan menggerus devisa negara - apa reaksi warga?

Pesawat milik maskapai penerbangan asal India IndiGo mendarat perdana di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Badung, Bali, Jumat (29/3/2024).

“Karena sebetulnya minat orang berpergian itu tinggi. Tapi kalau tidak ada objek [menarik] untuk apa? Orang Indonesia sendiri malas kalau tidak ada apa-apa, kalau tidak untuk keperluan bisnis atau pulang kampung.”

“Kenapa ke Bali bisa tiap jam ada, karena ada yang dilihat.”

Tugas selanjutnya adalah membangun infrastruktur.

Sedangkan dari pihak pengelola bandara atau operator, katanya, harus memberikan insentif-insentif yang menarik agar maskapai asing mau singgah.

Insentifnya bisa berupa memberikan diskon ongkos parkir pesawat atau fasilitas bandara lainnya. Dan yang terpenting jangan ada pungutan liar.

“Contoh Batam, dulu lesu dipegang operator yang tidak usah saya sebut namanya. Kemudian diadakan bidding untuk mengubah, membangun dan mengembangkan [bandara]. Akhirnya meningkat penerbangannya.”

“Operatornya berhasil mengundang maskapai asing untuk datang ke Batam, kenapa bisa begitu? Karena operator dulu merugi? Artinya ada yang ditawarkan kepada maskapai asing untuk kemudahan-kemudahan.”

Ruth berkata tanpa itu semua maka mustahil bisa mendatangkan pengunjung apalagi menumbuhkan pasar pariwisata.

Padahal biaya operasional untuk kelas bandara internasional tidak murah.

Musababnya, meskipun tidak ada maskapai asing yang datang, fasilitas-fasilitas yang ditersedia di bandara harus dirawat dan itu membutuhkan anggaran.

“Misalnya operasional untuk pengadaan gate [gerbang] internasional tetap harus diadakan, kantor imigrasi, karantina, kepolisian, dan sebagainya. Itu harus tetap ada.”

“Itu yang dianggap merugikan, makanya akhirnya diturunkan [statusnya].”

Sayangnya, kata Ruth, pengajuan status bandara internasional oleh kepala daerah rata-rata dilandasi oleh motif politik yaitu sebagai warisan kepemimpinannya.

“Untuk gengsi doang, dia [kepala daerah] enggak melihat, enggak memperhitungkan bahwa itu bandara harus ada penumpangnya.”

Ironisnya, Kementerian Perhubungan tidak mengkaji dengan benar pengajuan oleh kepala daerah tersebut. “Hanya libido membangun saja yang besar, giliran me-manage [kesulitan],” tambah Ruth.

Apakah mencabut status bandara internasional tepat?

Ruth menyayangkan keputusan Kemenhub mencabut status belasan bandara internasional di Indonesia.

Karena setiap tahun Kemenhub punya pekerjaan mengevaluasi seluruh bandara.

Dari evaluasi itu, sebetulnya bisa dilihat bagaimana kinerja operator atau pengelola bandara internasional sejauhmana berhasil mendatangkan maskapai asing.

Begitu pula pemda, Kemenhub bisa menagih janji mereka untuk menghidupkan pariwisata di daerahnya lewat promosi wisata.

kemenhub cabut status internasional 17 bandara karena sepi dan menggerus devisa negara - apa reaksi warga?

Petugas mengisi bahan bakar minyak avtur untuk salah satu pesawat komersil di Bandara Internasional Lombok (BIL) di Praya, Lombok Tengah, NTB, Kamis (4/4/2024).

Kalau dari evaluasi tersebut dianggap “tidak ada pergerakan” bisa “dipecut”.

“Harusnya dalam satu atau dua tahun itu dikasih ultimatum, apa usulan direktorat kebandarudaraan untuk memperbaiki situasi ini?”

“Bukan pasrah, karena operasionalnya berdarah-darah.”

Pengamat penerbangan yang juga Direktur Aviatory Indonesia, Ziva Narendra, sependapat.

Dia menilai pihak pengelola bandara harusnya lebih kreatif dalam mencari cara agar bisa menarik para wisatawan atau pelaku penerbangan.

Salah satu caranya, memberikan insentif terhadap maskapai penerbangan.

Ia mencontohkan Bandara Supadio yang disebutnya memiliki kekuatan strategis yang sudah terbukti selama puluhan tahun – tidak terkecuali dari kacamata bisnis.

“Bila bandara internasional di Kalimantan hanya menyisakan Banjarmasin dan Balikpapan, hal ini justru menurut saya akan menurunkan gairah konsumen,” ujarnya.

“Apalagi dengan harga tiket penerbangan domestik yang bisa dibilang cukup tinggi bila dibandingkan dengan beberapa penerbangan ke luar negeri khususnya Singapura dan Malaysia.”

“Jadi kuncinya ada di kreativitas dalam kolaborasi antarsektor untuk bisa membangkitkan gairah konsumen khususnya dalam mendatangkan wisatawan (inbound travelers).”

Apakah pencabutan status bandara internasional bisa menggenjot pariwisata dalam negeri?

Ruth Hana dan Ziva Narendra ragu hal itu bakal terwujud.

Konsumen, menurut Ziva, memiliki kebebasan dalam memilih rencana perjalanan dan akan selalu melihat opsi-opsi yang menarik sesuai dengan bujet dan kebutuhan mereka.

Sementara itu, penyebab mengapa banyak warga lokal lebih memilih berlibur ke luar negeri ketimbang di dalam negeri, kata Ruth, lantaran harga tiketnya lebih murah.

kemenhub cabut status internasional 17 bandara karena sepi dan menggerus devisa negara - apa reaksi warga?

Calon penumpang pesawat berjalan menuju terminal penumpang di Bandara Internasional Lombok (BIL) di Praya, Lombok Tengah, NTB, Kamis (4/4/2024).

“Saya ke Samarinda sekali terbang Rp1,3 sampai Rp1,6 juta, ke Singapura atau Thailand cuma Rp1 juta bagaimana dong? Ya sudah jalan-jalan saja ke Thailand.”

Pengamatannya kalau berpatokan pada maskapai penerbangan bertarif rendah (LCC) sebetulnya harga tiket di dalam negeri bisa setara dengan harga yang diberlakukan AirAsia di Malaysia.

Kisarannya untuk Jakarta ke Samarinda misalnya, tidak akan sampai Rp1 juta, kata Ruth.

“Tapi ya begitulah, bisa karena maskapainya mungkin banyak tekanan.”

Untuk diketahui, komponen untuk menentukan harga tiket pesawat terdiri dari biaya langsung tetap dan biaya langsung varibel.

Biaya langsung di antaranya: sewa pesawat, asuransi, gaji kru dan teknisi.

Biaya langsung variabel: bahan bakar/avtur, pemeliharaan, jasa kebandarudaraan, jasa pelayanan navigasi, dan pemasaran/penjualan.

Pendapat dari pengamat penerbangan ini dikuatkan pernyataan seorang warga Pontianak, Yuliana (24). Ia mengaku lebih sering berlibur ke luar negeri yaitu Malaysia ketimbang di dalam negeri.

Alasannya karena harga tiket lebih murah. Dia membandingkan harga tiket yang dua kali lipat lebih mahal di dalam negeri dibandingkan luar negeri.

“Kalau [hari-hari] liburan bisa mahal dari harga biasanya. Makanya saya lebih suka jalan-jalan keluar negeri,” ucapnya.

Itu mengapa dia kecewa status Bandara Supadio diturunkan menjadi domestik.

“Sekarang akses buat ke Kuala Lumpur sudah susah, nggak kayak dulu, tinggal pesan tiket pesawat langsung ke Kuala Lumpur. Sekarang harus ke Sarawak dulu atau ke Jakarta baru bisa ke KL. Lebih repot. Sudah pasti merasa dirugikan,” katanya.

Tapi meski begitu, dia berkata akan tetap pergi liburan ke luar negeri walaupun harus kerja lebih keras untuk mengumpulkan uang.

Di Kalimantan, hanya Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman di Balikpapan yang berstatus internasional.

OTHER NEWS

9 minutes ago

Video: Blanca Blanco models a bikini in France to celebrate losing 10lbs from new diet hack... after hitting FIVE events at the Cannes Film festival

9 minutes ago

Kerry Katona admits she burst into tears after seeing her new nose and feels she doesn't look like her biological father anymore

9 minutes ago

Huey Lewis, 73, is unrecognizable 40 years after Power Of Love became a hit song - see what he looks like now... after revealing he contemplated suicide

9 minutes ago

Texas border cops engage in high-speed chase as dramatic bodycam footage shows trooper arrest Mercedes-driving people smuggler

9 minutes ago

British conductor Jan Latham-Koenig, 70, awarded an OBE in 2020 for his services to music faces jail after admitting to arranging sex acts with police officer posing as underage teen

9 minutes ago

Stacey Dooley says she 'doesn't have a friendship' with ex Strictly star Giovanni Pernice and 'hopes the women are ok' as BBC launches probe into 'serious misconduct' claims

9 minutes ago

Germany’s Prince Reuss in court accused of leading ‘Reichsbürger’ coup plot that shocked the country

9 minutes ago

Martin Lewis urges DWP to scrap benefit rule and says 'it should be stopped'

9 minutes ago

Ederson could leave Man City this summer with senior club figures beginning to fear the worst

9 minutes ago

Des Moines schools explores no cell phones to improve mental health

9 minutes ago

These 10 Colleges Prepare Students for Lucrative Careers in AI — Churning Out Graduates With $100,000+ Salaries and 100% Employability, New Report Reveals

9 minutes ago

UK Asian hornet invasion mapped as interactive tool lists all UK sightings - check your area

9 minutes ago

George Miller's “Furiosa” is not as good as “Fury Road”, but it's still uniquely thrilling

9 minutes ago

“It was my first time working with the Russos”: Chris Evans Shrugged Off His Fight With Robert Downey Jr’s Iron Man For Another Captain America’s Elevator Fight Scene in Winter Soldier

9 minutes ago

6 bright homes in Chicago

9 minutes ago

Rantzen’s daughter ‘considers breaking law’ to fulfil mother’s assisted dying wish

11 minutes ago

Women are still being refused C-sections – how to ask for one even if you feel pressured not to

11 minutes ago

US Open champ Coco Gauff calls on young Americans to get out and vote. 'Use the power that we have'

11 minutes ago

Cowboys expect two WRs to 'make a jump' in 2024

11 minutes ago

Sing falsetto, skip the chorus: How ageing rock stars keep their voices in shape

11 minutes ago

Marcus Rashford sends message to Gareth Southgate after England snub for Euro 2024

11 minutes ago

Would capping the number of years a car can be on the road reduce emissions? Not so much.

12 minutes ago

Türkiye's Erdoğan claims Eurovision contestants threaten family values

12 minutes ago

Watch Jessica Alba defeat chainsaw-wielding hitman in action-packed “Trigger Warning trailer”

12 minutes ago

'He Has to Neutralise Them': Ex-IND Player Suggests Abhishek Sharma to Play Key Role vs KKR's Spin-duo

12 minutes ago

Dwayne Johnson Looks Unrecognizable In The Smashing Machine First Look

12 minutes ago

Rivian Offers Deep Discounts on R1T Leases

12 minutes ago

“I don’t want to see him in Marvel at all”: Dwayne Johnson as Apocalypse Could be the Scariest MCU Villain We Have Seen Till Date But Not Everyone is a Fan of This Potential Casting

12 minutes ago

Serious WNBA Officiating Concern Arises For Caitlin Clark

12 minutes ago

Buddhism has helped me to cope with fame, says Camila Cabello

12 minutes ago

Katie Price would love to marry again and have more children

12 minutes ago

2024 Mercedes-Benz GLC review

12 minutes ago

Benedict Cumberbatch gives verdict on Andrew Scott’s Ripley performance

13 minutes ago

Hannah Cockroft wins incredible seventh straight 100m gold at World Para Athletics Championships

13 minutes ago

Landmark Paris trial of Syrian officials accused of torturing, killing a father and his son starts

16 minutes ago

‘Saturday Night Live’ Nails Down Key Sponsorships For Upcoming 50th Season

19 minutes ago

Michael Van Gerwen saves his best for the Premier League Darts play-offs

19 minutes ago

‘Game over’ – popular Dublin arcade bar announces closure after 8 years

20 minutes ago

Nightmare continues for five Americans facing jail in Turks and Caicos as delegation including Oklahoma Senator fails to secure their release

20 minutes ago

Rashee Rice accuser asks cops to drop assault charges against Chiefs star over nightclub incident in Dallas

Kênh khám phá trải nghiệm của giới trẻ, thế giới du lịch