Kecurigaan Kakak Terjawab,7 Tahun Jumiati Dikira Hilang Tak Tahunya Dicor Suami di Rumah,‘Sabar’
TRIBUNJATIM.COM – Sungguh pilu yang dialami oleh Jumiati, seorang wanita yang dikira hilang oleh keluarga besarnya.
Ternyata jasad Jumiati dicor oleh suaminya sendiri di rumah.
Kecurigaan kakak terjawab juga.
Kecurigaan kakak dan keluarga terhadap hilangnya Jumiati memang terus berkembang seiring waktu.
Kini setelah kejahatan sang suami terungkap, keberadaan Jumiati sudah bukan menjadi misteri bagi keluarga.
Polda Sulsel menggelar rekonstruksi kasus pembunuhan terhadap Jumiati (35) yang jasadnya ditemukan di pekarangan rumah.
Korban dibunuh suaminya sendiri, H (42) pada 2017 silam.
Jasadnya baru ditemukan 7 tahun setelah kasus pembunuhan tepatnya pada Minggu (14/4/2024).
Proses rekonstruksi dipimpin Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirkrimum) Polda Sulsel Kombes Pol Jamaluddin Farti.
H dihadirkan dalam rekonstruksi dengan mengenakan baju tahanan dan tangan terborgol.
Sejumlah warga meneriaki H saat proses rekonstruksi berlangsung lantaran geram dengan perbuatannya.
Kapolrestabes Makassar, Kombes Pol Mokhamad Ngajib, mengatakan H dikenal sebagai suami yang sering melakukan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).
Berdasarkan hasil penelusuran, korban merupakan istri ketiga H.
“Pelaku ini mempunyai seorang istri lebih dari satu. Hasil pendalaman pelaku mempunyai tiga orang istri,” ujarnya, Rabu (17/4/2024) sore, dikutip Tribun Jatim dari TribunTimur.com via Tribunnews Sultra
Sosok suami pelaku pembunuhan istri lalu jasad dicor (Tribunnews)
Ia menambahkan istri pertama dan kedua dinikahi secara siri.
“Istri pertama dan istri kedua itu sudah pisah,” tukasnya.
Terkait kabar istri kedua H juga hilang, Kombes Pol Mokhamad Ngajib membantahnya.
“Kemudian istri pertama ini masih hidup dan ada di Kota Makassar. Istri kedua ini sudah pisah. Setelah kita lakukan pendalaman ini juga masih hidup,” ucapnya.
Hanya Jumiati yang berakhir mengenaskan, dan keluarga begitu tidak menyangka dengan apa yang terjadi padanya.
Dilansir TribunJatim.com dari Tribunnews.com, kakak Jumiati, Kasmi (42), tidak menyangka adiknya tewas dibunuh.
“Saya terakhir komunikasi (dengan almarhum) pada tahun 2017,” ucapnya ditemui di lokasi, Selasa (16/4/2024) sore.
Setelah mendapat kabar dari H jika korban hilang, pihak keluarga langsung mencari keberadaan anak bungsu dari lima bersaudara itu.
Kakak punya firasat tak enak terhadap hilangnya sang adik sehingga terus berusaha mencari keberadaan Jumiati.
“Kita mencari, kita sebarkan fotonya di mana-mana, baik keluarga yang jauh. Kita sebar fotonya untuk mencari ini,” terangnya.
Ia sempat bertanya ke H terkait kebenaran Jumiati kabur, namun tidak dijawab dengan jelas.
Sejak korban menghilang, H jarang berinteraksi dengan kakak-kakak Jumiati.
“Dari ringan tangan itu kita curiga memang. Kalau ketemuka juga menghindar setelah itu, takut ditanya. Tidak mau lagi berbaur dengan kita,” sambungnya.
Menurutnya, Jumiati merupakan istri yang taat kepada suami dan menyayangi dua anaknya.
Selama berumah tangga, Jumiati sering menjadi korban KDRT yang dilakukan H.
Kasus pembunuhan istri yang jasadnya dicor suami di depan anak, setelah usia 17 tahun anak baru akhirnya mengerti dan melaporkan ke kepolisian. (TribunnewsBogor.com)
Kasmi juga menceritakan bagaimana sikap Jumiati ketika mendapat perlakuan kasar dari suami.
Ternyata Jumiati jarang menceritakan kondisinya terhadap keluarga.
“Tidak pernah curhat. Dia (korban) sabar. Dia kalau sudah dipukul langsung datang ke rumahku, namun tidak pernah cerita. Datang saja bermalam, tinggal. Tidak pernah memperlihatkan luka-lukanya,” jelasnya.
Ia berharap H dihukum mati sesuai dengan perbuatannya melakukan pembunuhan terhadap Jumiati.
“Kalau kita sekeluarga hukuman mati saja, karena. Kasihan juga anaknya. Kita takut nanti dia (pelaku) dendam sama anaknya. Itu pertimbangan untuk anak, untuk kita juga keluarga,” tegasnya.
Ilustrasi jasad yang ditemukan di hutan saat seorang ibu dan anak panen kebun karet di Riau (Kompas.com)
Kombes Pol Mokhamad Ngajib, menambahkan korban dibunuh sekitar bulan Agustus 2017 berdasarkan keterangan saksi dan temuan tim digital forensik.
Diduga H menganiaya istrinya hingga tewas karena cemburu.
“Pada saat itu, ini sudah ada perjanjian atau sudah ada janji untuk ketemu mengadakan satu acara kemudian diinformasikan bahwa istrinya ini ketemu dan komunikasi dan bersama-sama dengan mantan pacarnya,” ucapnya.
Ketika mendapat kabar korban akan bertemu mantan pacarnya, pelaku melakukan penganiayaan sebanyak tiga kali.
“Pertama menggunakan balok, kedua balok, ketiganya menggunakan balok dan melakukan pemukulan sehingga di hari ketiga didapatkan lah korban sudah meninggal dunia,” lanjutnya.
Sebelumnya diberitakan, kasus ini terungkap sesuai anak pertama korban, V (17) membuat laporan ke Polrestabes Makassar pada Sabtu (13/4/2024).
V mengaku berulang kali dianiaya ayah kandungnya, H.
Saat diinterogasi, V juga membongkar kasus pembunuhan yang dilakukan H.
Pada 2018 usia V baru 11 tahun, sedangkan adiknya 5 tahun.
“Waktu itu saya masih kelas IV SD. Sepulang sekolah saya melihat mama saya terbaring di lantai, saya hampir tidak mengenalinya karena wajahnya sudah bengkak,” papar V, Senin (15/4/2024), dikutip dari TribunTimur.com.
V melihat jasad ibunya tergeletak di lantai selama dua hari.
H kemudian membawa semen dan pasir ke rumah untuk menguburkan jasad korban.
H meminta V dan adiknya berpura-pura sedang ada pembangunan kolam ikan jika tetangga bertanya.
“Saya melihat bapak saya membawa masuk ke dalam rumah pasir dan semen kemudian memberitahukan kepada saya, kalau ada yang bertanya semen itu untuk apa, saya harus jawab untuk membuat kolam ikan,” lanjutnya.
Selain itu, H juga meminta V berbohong ibunya kabur dengan pria lain.
Selama 6 tahun V menyembunyikan kasus kematian ibunya karena diancam H.
“Bapak saya kemudian mengajari saya dan adik saya yang waktu itu masih berumur lima tahun bahwa jika ada yg bertanya mama kamu kemana? sampaikan bahwa mamamu pergi entah kemana,” bebernya.
Jasad korban dikuburkan di tanah pekarangan rumah yang luasnya hanya satu meter.
Saat makam dibongkar, kondisi korban tinggal tulang belulang dan dievakuasi ke RS Bhayangkara Makassar.
Setelah proses penyelidikan selesai, tulang korban kembali dimakamkan di pekuburan Kecamatan Rappocini, Makassar, Senin (15/4/2024) pagi.
Ketua RW setempat, Andi Tenri menyatakan pelaku merupakan sosok yang pendiam dan jarang berinteraksi dengan warga.
“Dia kurang berinteraksi sama warga, karena mungkin temperamen. Orang begitu dilihat pasti takut. Soalnya dia pendiam. Tapi dia begitu mi,” tuturnya, Minggu (14/4/2024).
Sejumlah warga sudah mengetahui pelaku sering melakukan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) terhadap istrinya.
“Saya dengar tetangga, dia sering memang pukul istrinya selama dia tinggal,” lanjutnya.
Ketua RT setempat, Rizal juga tidak terlalu mengenal pelaku lantaran kepribadiannya tertutup.
Ia sering melihat H pulang ke rumah dalam kondisi mabuk.
“Dia pengangguran, tertutup sama warga di sini. (Suka bikin ulah) Dulunya kalau pulang mabuk,” tukasnya.
Berita viral lainnya
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com