Jokowi Sebut Pabrik Baterai Pertama Indonesia Beroperasi Bulan Depan
Jokowi Sebut Pabrik Baterai Pertama Indonesia Beroperasi Bulan Depan
Presiden Jokowi (Jokowi) menargetkan aktivitas produksi baterai kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) pertama di Indonesia akan mulai berjalan bulan depan. Dia berharap operasional pabrik baterai EV ini bakal mempercepat pengembangan ekosistem kendaraan listrik dalam negeri.
“Nanti bulan depan, itu yang namanya pabrik Industri baterai sudah mulai berproduksi, jadi kita harapkan ini ekosistem ini segera terbangun dan terbentuk,” kata Jokowi seusai mengunjungi pameran Periklindo Electric Vehicle Show 2024 di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat pada Jumat (3/5).
Jokowi menyatakan minat investasi kendaraan listrik di dalam negeri kian tumbuh.Saat ini, sudah ada 59 pabrikan motor listrik, 5 mobil listrik, dan 1 produsen truk listrik yang berinvestasi di Indonesia. “Ini bangunan besar ekosistem EV harus dijaga, jangan sampai ada hambatan,” ujarnya.
Jokowi menyebut 59 produsen motor listrik itu sanggup menghasilkan 1,6 juta unit motor listrik per tahun. Kendati demikian, produksi motor listrik domestik saat ini masih tertahan di level 100 ribuan unit per tahun.
“Sekarang yang terproduksi di sini kurang lebih 100 ribu. Artinya, masih ada peluang yang sangat besar sekali,” kata Jokowi.
Sebelumnya, Kementerian Investasi memastikan Indonesia akan memulai produksi massal baterai kendaraan listrik pada April tahun ini. Staf Khusus Kementerian Investasi Tina Talisa mengatakan baterai tersebut akan diproduksi oleh PT Hyundai LG Indonesia (HLI) Green Power yang berbasis di Karawang, Jawa Barat.
Produksi sel baterai kendaran listrik ini akan membuat Indonesia menjadi negara pertama produsen sel baterai kendaraan listrik di Asia Tenggara yang menggunakan teknologi terbaru dari LG.
Momentum ini tidak hanya menandai Indonesia sebagai negara produsen sel baterai kendaraan listrik pertama di Asia Tenggara, namun juga mengukuhkan komitmen pemerintah dalam mendukung proyek pengembangan ekosistem baterai kendaraan listrik (grand package) senilai US$ 9,8 miliar atau Rp 142 triliun.
Tina Talisa menegaskan di bawah kepemimpinan Presiden Jokowi, pemerintah ingin fokus mengembangkan hilirisasi. Maka dari itu, pemerintah memberikan perhatian khusus setelah dilakukan groundbreaking pada September 2021 lalu.
“Hilirisasi adalah cara untuk menciptakan nilai tambah dari kekayaan alam yang melimpah di Indonesia, salah satunya adalah nikel,” kata Tina, dalam keterangan pers, Sabtu (9/3).