Jangan Panik Bila Kena DBD Berikut Tips Pencegahan Agar Tak Terjadi Komplikasi hingga Kematian
WARTAKOTALIVE.COM, PALMERAH – Melonjaknya kasus demam berdarah dengue (DBD) pada April 2024 ini, membuat masyarakat perlu waspada dan melakukan berbagai upaya pencegahan agar tidak terjangkit penyakit tersebut.
Pasalnya, DBD yang tidak tertangani dengan baik, berpotensi fatal hingga mengakibatkan kematian.
Terkait hal tersebut, Kepala Seksi Pelayanan Medik RSUD Tamansari, dr Ngabila Salama menyampaikan sejumlah tips agar masyarakat dapat mengatasi kasus DBD dengan baik.
Pertama, perlu adanya deteksi dini untuk mencegah terjadinya komplikasi dan kematian.
“Dilanjutkan dengan tatalaksana pemberian cairan atau rehidrasi segera agar tidak syok dan meninggal,” kata Ngabila saat dihubungi, Rabu (17/4/2024).
Kedua, perlu memerhatikan durasi demam tubuh yang dialami seseorang.
“Jika demam 1×24 jam demam atau keluhan tidak membaik di rumah, bawa segera ke puskesmas terdekat, periksa darah dan rapid test DBD (NS1) gratis di seluruh puskesmas kecamatan Jakarta,” ungkap dia.
Menurutnya, gejala DBD yang menjangkit orang dewasa sama seperti infeksi virus lainnya.
Yakni, ditandai dengan demam tinggi di atas 39 derajat, demam naik turun, nyeri belakang mata, pegal sendi dan otot, mual, hingga muntah.
“Sementara pada anak, gejala bisa tidak khas seperti muncul gejala infeksi saluran cerna dan nafas batuk, pilek, diare, sulit buang air besar. Beberapa juga bisa infeksi campuran dengan typhoid atau tipes,” jelas Ngabila.
Ngabila menyampaikan, meski seseorang sudah pernah terjangkit DBD, masih ada kemungkinan ia terkena lagi hingga 4 kali.
Oleh karenanya, lanjut dia, penanganan yang baik hingga vaksinasi DBD perlu dilakukan agar tubuh tidak rentan terkena penyakit tersebut.
“Karena DBD punya 4 varian saat ini DEN 1,2,3,4. Jika sudah sembuh DBD juga dapat langsung dilakukan vaksinasi dengue tanpa menunggu,” ujar Ngabila.
“Usia 6-45 tahun, diberikan dua kali selang pemberian 3 bulan,” imbuhnya.
Terakhir, cara lain yang bisa dilakukan pada seseorang apabila telanjur terkena DBD adalah dengan mengonsumsi jus jambu.
Pasalnya, kata Ngabila, jus jambu memiliki kandungan antioksidan yang dapat membantu melawan peradangan / inflamasi penyebab trombosit terus turun.
Selain itu, jambu juga mengandung flavonoid, jenis kuersetin yang dapat menghambat virus dengue untuk memperbanyak diri di dalam tubuh sehingga trombosit tidak terus turun.
“Ekstrak daun jambu biji dapat menghambat pertumbuhan virus dengue dalam tubuh, mencegah perdarahan dengan meningkatkan jumlah trombosit 100.000 per mikroliter dalam waktu 16 jam,” pungkasnya.
Kasus DBD di Jakbar Meningkat
Kepala Suku Dinas (Kasudin) Kesehatan Jakarta Barat, Erizon Safari mencatat ada sekira 1.124 kasus DBD di wilayah Jakarta Barat hingga Rabu (17/4/2024).
“Per 17 April, total pasien DBD tahun 2024 sebanyak 1.124 kasus namun tidak ada kematian,” kata Erizon saat dihubungi, Rabu.
Menurutnya, rata-rata penderita DBD berkisar di usia 14-44 tahun.
Mereka tersebar di berbagai kecamatan wilayah Jakarta Barat.
Kendati begitu, terdapat tiga wilayah di Jakarta Barat yang paling tinggi jumlah kasusnya. Di antaranya Kecamatan Cengkareng, Kalideres, dan Kembangan.
“Pencegahan dengan PSN (pemberantasan sarang nyamuk) dua kali seminggu di 7 tatanan, larvasida, dan fogging pada lokasi yang hasil PE-nya (penyelidikan epidemilogi) positif,” jelas Erizon.
Adapun terkait pencegahan DBD menggunakan penyebaran nyamuk Wolbachia, Erizon menyampaikan jika hal itu belum dilakukan. (m40)