Israel Serang Rafah Usai Minta Pengungsi Gaza Angkat Kaki
Ilustrasi pesawat tempur Israel. Foto: JACK GUEZ/AFP
Israel meluncurkan serangan udara ke Rafah pada Senin (6/5). Tindakan itu dilakukan selang beberapa jam setelah Israel meminta pengungsi Palestina di Gaza segera angkat kaki.
Laporan mengenai serangan Israel disampaikan warga yang sedang mengungsi dari Rafah. Saat ini Rafah menjadi tempat perlindungan jutaan pengungsi Gaza dari serangan Israel yang diluncurkan sejak September 2023 lalu.
Serangan juga dilakukan selang sehari setelah perundingan gencatan senjata Gaza yang digelar di Mesir menemui jalan buntu.
Masjid Al-Farouk di Rafah, Jalur Gaza, Rabu (10/4/2024). Foto: Shadi Tabatibi/REUTERS
Sampai sekarang tidak ada komentar dari Israel mengenai serangan di Rafah. Sedangkan media terkait Hamas, Al-Aqsa Tv, melaporkan serangan Israel diluncurkan ke sebelah timur Rafah.
Sebelum serangan dilakukan, warga Gaza nampak mulai meninggalkan Rafah dengan berjalan kaki dan menaiki keledai.
“Ini hujan deras dan kami tidak tahu mau ke mana,” kata seorang pengungsi Abu Raed seperti dikutip dari Reuters.
“Saya cemas hari ini datang, saya sekarang harus mencari ke mana saya bisa membawa keluarga saya,” sambung dia.
Warga Palestina, yang meninggalkan rumah mereka akibat serangan Israel, berlindung di tenda pengungsian sementara di Rafah, Jalur Gaza selatan, Selasa (2/1/2024). Foto: Ibraheem Abu Mustafa/REUTERS
Salah seorang pejabat senior Hamas, Sami Abu Zuhri, menyebut perintah evakuasi sebelum serangan adalah eskalasi berbahaya yang bisa menciptakan konsekuensi berbahaya.
“Pemerintah AS dan penjajah (Israel) menanggung tanggung jawab atas tindakan terorisme ini,” ucap Sami.
Sejak 2024 ini Israel menargetkan serangan ke Rafah. Mereka mengancam akan meluncurkan serangan darat ke Rafah yang dituding sebagai basis pertahanan Hamas dan tempat sandera disembunyikan.
Api dan asap membubung di atas gedung-gedung selama serangan udara Israel di Kota Gaza, pada 7 Oktober 2023. Foto: MAHMUD HAMS / AFP
Rencana serangan darat ke Rafah membuat Israel dan Amerika Serikat terlibat perbedaan pendapat. AS, sekutu Israel, memperingatkan serangan darat berpotensi menimbulkan korban jiwa sipil jumlah besar.
Akan tetapi PM Israel Benjamin Netanyahu menegaskan akan tetap menyerang Rafah kendati dunia meminta Israel membatalkan itu.
“Saya katakan kepada para pemimpin dunia, tak ada tekanan, tak ada keputusan dari forum internasional yang bisa menghentikan Israel membela diri,” tegas dia.