Hotel di Belitung Ini Pekerjakan Penyandang Disabilitas,Beri Kesempatan yang Sama di Dunia Kerja
POSBELITUNG.CO, BELITUNG – Setiap orang berhak mendapatkan kesempatan yang sama. Inilah yang dipegang oleh Hotel Fairfield by Marriott Belitung yang mempekerjakan dua pemuda penyandang disabilitas.
Adam dan Alif, keduanya merupakan penyandang tuna grahita yang kini bekerja di salah satu hotel ternama di Belitung ini.
Di tengah nuansa kebersamaan halalbihalal di ruang pertemuan, Selasa (23/4/2024) Adam dan Alif mendapatkan kejutan spesial dari para rekan kerjanya.
Bagi keduanya, dihadirkan para orang tua dan diberikan hadiah apresiasi karena menjadi bagian dari keluarga besar Fairfield by Marriott Belitung.
Suasana haru pun menyelimuti saat orang tua Alif menyampaikan ungkapan terima kasih atas kesempatan yang diberikan pada putranya.
Di tengah keterbatasan yang membuat Alif selama ini jarang berinteraksi dengan teman sebaya, kini bisa mulai menata kehidupan dan memiliki motivasi hidup melalui pekerjaan yang kini dilakukannya.
Tentu tak mudah, perusahaan yang menuntut produktivitas pegawai, hotel di Jalan Pattimura, Tanjungpandan, Belitung ini, justru memberikan kesempatan bagi penyandang disabilitas.
Tapi Hotel Marriott melalui Marriott Business Council memiliki kegiatan CSR, di antaranya masing-masing hotel diminta mempekerjakan tenaga difabel.
General Manager Fairfield by Marriott Belitung Dino Leonandri mengatakan sebagai perusahaan jasa, pihaknya sejak awal berupaya mencarikan posisi yang sesuai.
Foto kebersamaan karyawan Fairfield by Marriott Belitung saat halalbihalal, Selasa (23/4/2024). (Posbelitung.co/Adelina Nurmalitasari)
Akhirnya, Adam yang lebih dulu bergabung bekerja di bagian housekeeping dan Alif bekerja di bagian kitchen atau dapur.
“Pekerjaan yang di satu sisi bisa tetap produktif dan memberikan kesempatan belajar agar masuk di industri,” kata Dino.
Dino menceritakan, terbatasnya interaksi memang pernah menjadi komplain atau keluhan tamu yang tidak tahu.
Pernah satu kejadian, Adam yang membersihkan kamar, lalu diajak berkelakar oleh tamu.
Wajah datarnya saat diajak berinteraksi membuat tamu komplain karena menganggap tidak sopan.
Barulah ketika dijelaskan, bahwa Adam penyandang disabilitas, tamu tersebut justru terharu dan meminta maaf.
“Orang tua tidak bisa memilih anak seperti apa. Ini ladang amal bagi kita agar ke depan mereka bisa survive mereka harus masuk dalam lingkungan masyarakat,” ucapnya.
Dalam setiap kesempatan, Dino pun selalu meminta para karyawan agar memberikan dukungan bagi Adam dan Alif dalam proses adaptasi mereka.
Adam yang bergabung sekitar 1,5 bulan pun mampu bertanggung jawab atas pekerjaan yang ditugaskan padanya.
“Dia belajar membersihkan koridor, menghitung spray mana yang mau dicuci, berarti dia mulai merangsang otaknya untuk berpikir dan mempunyai tanggung jawab,” kata Dino.
Dia berharap, penyandang disabilitas mendapat kesempatan yang sama dalam dunia kerja agar mereka bisa produktif dan bisa menata masa depan.
“Semoga ini menjadi inspirasi bagi perusahaan lainnya. Kami yakin setiap anak punya keistimewaan. Mereka pun pasti ingin sama seperti kita, jadi mari berikan kesempatan bagi mereka untuk belajar dan bekerja,” tutur dia.
(Posbelitung.co/Adelina Nurmalitasari)