Gabriel Attal Jadi PM Prancis Termuda, Pernah Mengaku Gay dan Larang Abaya
Perdana Menteri Prancis Gabriel Attal. Foto: Denis Charlet / AFP
Presiden Prancis Emmanuel Macron menunjuk Gabriel Attal sebagai perdana menteri menggantikan Elisabeth Borne yang mengundurkan diri. Attal sebelumnya menjabat Menteri Pendidikan.
Penunjukan Attal pada Selasa (9/1) menjadikan pria 34 tahun itu sebagai Perdana Menteri termuda Prancis.
“Prancis tidak akan pernah identik dengan kemunduran, Prancis akan identik dengan transformasi, Prancis akan identik dengan keberanian,” ujar Attal saat menerima jabatan barunya itu.
Sementara itu, Borne mengatakan akan tetap mengabdi untuk Prancis sebagai anggota parlemen.
Perombakan ini dilakukan menjelang Olimpiade di Paris dan pemilihan parlemen Eropa musim panas ini, di mana kekuatan sentris Macron berisiko kalah di tangan sayap kanan di bawah kepemimpinan Marine Le Pen.
Mereka juga semakin mengintensifkan manuver untuk menggantikan Macron, yang mulai menjabat pada tahun 2017 pada usia 39 tahun, menjelang pemilihan presiden tahun 2027.
Perombakan kabinet yang lebih luas diperkirakan akan terjadi minggu ini karena Macron berupaya mempertajam timnya untuk tiga tahun terakhir masa kepresidenannya.
Sosok Gabriel Attal
Perdana Menteri Prancis Gabriel Attal. Foto: Ludovic MARIN/POOL/AFP
Attal tidak hanya menjadi kepala pemerintahan termuda, tapi juga yang pertama secara terbuka menyatakan dirinya gay.
Karier politiknya naik dengan cepat sejak masuk ke dunia politik pada usia 20-an.
Ia terpilih menjadi anggota majelis rendah parlemen Prancis, Majelis Nasional, pada tahun 2017, dan kemudian menjabat sebagai juru bicara pemerintah dan menteri anggaran.
Dia diangkat menjadi menteri pendidikan pada bulan Juli, dan menerima salah satu jabatan pemerintahan yang paling penting dan sensitif secara politik.
Sebagai menteri pendidikan dia menjadikan kasus bullying sebagai prioritas setelah serangkaian kasus bunuh diri yang menimpa anak-anak sekolah dalam beberapa tahun terakhir.
Ia terkenal dengan kebijakannya yang melarang murid mengenakan abaya. Abaya merupakan pakaian longgar dari bahu hingga kaki yang digunakan wanita muslim.
“Tidak mungkin lagi memakai abaya di sekolah,” ujar Attal.
Attal memiliki ayah seorang Yahudi. Dia mengaku pernah mengalami anti-Semitisme dan homofobia. Dia mengatakan dalam sebuah wawancara bahwa dia seorang kristen ortodoks.