Film Dirty Vote Ungkit Dua Jari Iriana Jokowi

Presiden Joko Widodo (kiri) didampingi Menteri Pertahanan Prabowo Subianto (kanan). Foto: Galih Pradipta/Antara Foto

Ahli Hukum Tata Negara, Bivitri Susanti, membeberkan sejumlah pejabat negara aktif dalam pemilu dan fasilitas negara dipakai pula terkait pemilu.

Dalam film dokumenter Dirty Vote yang dipublikasikan di Youtube pada Minggu (11/2), Bivitri mengambil contoh soal poster-poster bertemakan pemilu yang menampilkan foto Jokowi dengan Menhan Prabowo Subianto (capres 02) dan Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka (anak Jokowi, cawapres 02).

Poster-poster kampanye politik itu berseliweran di jalanan tanpa digubris oleh Bawaslu. “Misalnya kita lihat jelas foto wajah presiden yang menjadi latar belakang sebuah poster kampanye. Kita juga bisa melihat yang berikutnya lagi-lagi foto presiden ada untuk meminta orang-orang berkumpul dan melakukan konsolidasi akbar untuk sebuah partai,” kata Bivitri.

Presiden Jokowi makan Bakso bersama Prabowo, Senin (29/1/2024). Foto: Luthfi Humam/kumparan

Kemudian, Bivitri mengacu pada pertemuan-pertemuannya dengan para ketua umum partai yang tergabung dalam koalisi pendukung paslon nomor urut 02 termasuk Ketum PAN Zulkifli Hasan, Ketum Gerindra Prabowo Subianto, dan Ketum Golkar Airlangga Hartarto.

Tidak jelas apakah Jokowi saat itu sedang cuti atau tidak.

Menurut Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu, terdapat sejumlah aturan ketat yang mengatur bahwa presiden diizinkan untuk berkampanye, selama ia mengambil cuti di luar tanggungan negara.

“Kita juga bisa lihat berbagai acara di mana presiden secara aktif dan juga dalam posisinya yang tidak cuti melakukan pertemuan-pertemuan dengan menteri-menteri yang duduk dalam koalisi paslon tertentu perbandingannya adalah: Mengapa menteri-menteri lainnya yang tidak tergabung dalam paslon tertentu itu tidak mendapat perlakuan yang sama?” tutur Bivitri.

Kemudian, yang paling disorot Bivitri adalah peristiwa ketika Jokowi secara tegas menyatakan bahwa presiden boleh berkampanye dan tak harus netral. Pada saat bersamaan, Jokowi saat itu berdiri di samping Prabowo.

“Kita juga punya satu foto yang begitu menghebohkan waktu itu di mana presiden berdiri di samping menterinya yang menjadi calon presiden dan berada di fasilitas negara yaitu lapangan udara Angkatan Udara di depan alutsista juga ia menyatakan dengan tegas bahwa presiden boleh berkampanye,” kata Bivitri.

“Kita juga bisa melihat mobil kepresidenan mobil kepresidenan digunakan untuk mengancungkan tanda dukungan,” tambahnya, mengacu pada saat Ibu Negara Iriana Jokowi mengacungkan dua jari dari dalam mobil kenegaraan.

Viral narasi Ibu Negara Iriana mengacungkan dua jari dari mobil RI-1 saat kunker ke Jateng. Foto: Dok Twitter

“Sekarang semua penyalahgunaan wewenang ini siapa yang sebenarnya bisa menindak?” tanya Bivitri.

Ibu Negara Iriana mendampingi Presiden Jokowi meresmikan SPAM Semarang Barat, Kota Semarang, 23 Januari 2024 Foto: Youtube/Sekretariat Presiden