Fakhrulsyah Mega Diterima Anies Baswedan di Banda Aceh,Bicara Sabang,Poros Maritim Bagian Barat
Laporan Fikar W.Eda | Banda Aceh
TRIBUNGAYO.COM, BANDA ACEH – Di sela-sela kunjungannya ke Banda Aceh, Anies Rasyid Baswedan bertemu dengan, Fakhrulsyah Mega, pada, Jumat (2/5/2024).
Bakal calon walikota Sabang di Pilkada 2024 mendatang ini bertemu Anies Baswedan di Grand Arabia Aceh dalam suasana santai di tengah-tengah dialog dengan relawan Amin Aceh.
“Alhamdulillah, beliau mendukung saya untuk maju menjadi Walikota Sabang dan mengatakan bahwa Sabang menjadi gerbang utama poros maritim Indonesia bagian Barat,” ujar Fakhrulsyah Mega yang juga Ketua Masyarakat Sabang Jakarta dan Ketua Ketua Tim Perumus RPJM Kota Sabang 2012- 2017 bersama DR. Raviq dan Tengku Yahya Muaz S.H,(Alm).
Fakhrul mengatakan, sangat penting bertemu Anies Baswedan, mengingat pengalaman dan pengetahuannya yang luas.
“Kita berbincang tentang potensi Sabang dan strategi pengelolaannya. Masukan sangat berharga untuk saya,” kata Fakhrulsyah Mega yang lahir dan besar di Sabang.
Sosok Fakhrulsyah Mega
Fakhrulsyah adalah Anak Sabang, yang dikenal luas sebagai seorang aktivis, praktisi bidang sumber daya manusia, konsultan kebijakan publik, fasilitator/pelatih dalam banyak kegiatan training, mediator dan negosiator, social entrepreneurship consultant, dan pegiat kebudayaan.
Ia juga sudah malang melintang di berbagai lembaga, baik Pemerintah maupun non-Pemerintah.
Menyelesaikan SMA Negeri Sabang (Lulus 1984).
Kemudian, hijrah ke Banda Aceh untuk melanjutkan Pendidikan Tinggi (Strata 1) di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Syiah Kuala lulus tahun 1989/1990.
Strata 2 Magister Management SDM Fakultas Ekonomi Universitas Islam Sumatera Utara, Medan lulus 2021.
Ayahnya, Ahmadsjah, seorang guru dan kepala SD Negeri 8 dan SD Negeri 3 Sabang.
Almarhumah Ibunya Tjut Nurani Mega, seorang Guru Agama SD Negeri 7 dan pensiunan Kementerian Agama Kota Sabang.
Pendidikan non formal dari kedua orang tuanya membentuk karakter berakhlak dan berkepribadian kuat sehingga mengantarkannya menjadi pendidik dan pelatih dibanyak workshop, researcher dan trainer.
Fakhrulsyah Mega adalah mantan Tim Fasilitator Perdamaian Aceh ini juga sempat menjadi Sekretaris Jenderal Jaringan Advokasi Anggaran (JARI Indonesia) pada tahun 2001 hingga 2004.
Selain itu, Fakhrul turut melanjutkan karirnya di Tifa Foundation pada tahun 2004-2007, mengemban beberapa posisi sebagai Konsultan Aceh Social Reconstruction Agenda (ASRA 2004), Senior Program Advisor/Program Manager (2005), dan Program Coordinator for Human Rights (2006).
Kemudian, ia melanjutkan pengalamannya sebagai Senior Advisor Tim Perumus Dokumen Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah untuk Pemerintah Kabupaten Majene Sulawesi Selatan (2006-2007), dan sebagai Tim Leader Studi Dampak Program Driving Change pada Oxfam GB & DFID (2007-2008). (*)