Anies Diramal Jadi Presiden Usai Terima Tongkat Pangeran Diponegoro,Sebabkan Kemarahan Jokowi ?

TRIBUN-TIMUR.COM – Masih ingat cerita tongkat  Pangeran Diponegoro yang dirumorkan menjadi salah satu penyebab keretakan hubungan Presiden Jokowi dengan Anies Baswedan?

Pencoblosan Presiden dan Wakil Presiden pada Pemilu 2024 akan berlangsung, Rabu (14/2/2024), Jokowi sebagai Presiden berada di barisan Paslon nomor urut 2 yang mengusung Prabowo sebagai capres dan anaknya Gibran Rakabuming sebagai cawapres.

Sebagai Presiden, dukungan Jokowi ke Prabowo-Gibran dianggap sebagai keuntungan yang sulit dikalahkan lawannya.

Namun, persaingan menuju kursi presiden dan wakil presiden pada Pilpres 2024 ini juga dianggap tidak mudah bagi Jokowi yang disebut mendukung Prabowo-Subianto.

Sebab Jokowi menghadapi Paslon usungan PDIP yang notabene partainya sendiri yakni Ganjar-Mahfud.

Serta pasangan Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar.

Anies sebagai capres yang mengusung perubahan dianggap merupakan antitesa Jokowi.

Tetapi jauh sebelum keduanya diibaratkan dua sosok yang ‘berseteru’, Jokowi dan Anies pernah memiliki hubungan yang begitu dekat.

Pada Pilpres 2014 saat Jokowi maju sebagai capres untuk pertama kalinya berpasangan dengan Jusuf Kalla, Anies Baswedan ditunjuk sebagai juru bicara.

“Anies itu orang yang paling dekat dengan Jokowi. 2014 dulu hampir 24 jam sama (momen Pilpres),” kata Jusuf Kalla saat interview bersama Rocky Gerung mengenang kedekatan Anies dan Jokowi.

Setelah Jokowi-JK memenangkan Pilpres 2014 yang kala itu berhadapan dengan Prabowo-Hatta, Anies ditunjuk sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud).

Anies dan Tongkat Pusaka Pangeran Diponegoro

Anies Baswedan menerima Tongkat Pusaka Kanjeng Kiai Tjokro atau Tongkat Cakra Pangeran Diponegoro saat ia menjabat Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) menjadi pembicaraan hangat di media sosial.

Bahkan disebut-sebut inilah awal mula kemarahan Presiden Jokowi hingga Anies diberhentikan sebagai Mendikbud.

Anies Baswedan menceritakan bagaimana dirinya bisa menerima Tongkat Cakra Pangeran Diponegoro dalam acara di sebuah stasiun televisi swasta.

Menurut penelusuran Tribunnews.com, penyerahan Tongkat Cakra Pangeran Diponegoro dilakukan pada saat pembukaan pameran seni rupa ”Aku Diponegoro” di Galeri Nasional Indonesia Jakarta, Kamis (5/2/2015) silam.

Anies sendiri diketahui dilantik menjadi mendikbud pada 27 Oktober 2014 dan berakhir pada 27 Juli 2016.

Menurut cerita Anies, penyerahan tongkat Cakra Pangeran Diponegoro berawal saat dirinya menerima kedatangan keduaan Belanda dan menyampaikan bahwa tongkat Cakra Pangeran Diponegoro akan dikembalikan kepada Indonesia.

Anies mengaku saat itu dirinya baru bertugas menjadi Mendikbud.

Namun, penyerahan barang tersebut harus dijaga kerhasiaannya mulai dari tempat, waktu, dan lainnya mengingat barang tersebut begitu berharga.

Terlebih, banyak orang yang mencoba memburu barang tak ternilai harganya itu.

Setelah menerima perwakilan kedutaan Belanda, Anies pun kemudian melaporkannya kepada Presiden Jokowi.

Anies saat itu melaporkan kepada Presiden Jokowi akan pengembalian tongkat Cakra Pangeran Diponegoro.

Kemudian barulah diatur proses penyerahannya hingga akhirnya penyerahan dilakukan dalam acara pameran seni rupa ”Aku Diponegoro” di Galeri Nasional Indonesia Jakarta, Kamis (5/2/2015).

“Cavernya itu. Supaya ada event. Kemudian Cakra tadi di bawa Tang (perwakilan pihak Belanda), kita tidak tahu. Pemerintah Belanda (juga) tidak memberitahu kepada kita, penerbangan jam berapa? Kapan? Siapa pun tidak ada yang tahu,” kata Anies dalam tayangan yang ditonton Tribunnews.com, Rabu (21/6/2023).

Menurut Anies Baswedan, awalnya Presiden Jokowi akan hadir dalam acara penyerahan tongkat Cakra Pangeran Diponegoro tersebut di galeri nasional.

Namun, satu atau dua hari sebelum penyerahan, Presiden Jokowi ternyata ada acara ke Filipina.

Akhirnya acara yang semula harusnya dihadiri presiden, kemudian diwakilkan kepada Mendikbud yang saat itu dijabat Anies.

“Jadi saya mewakili presiden menerima Cakra, Artinya seizin presiden,” kata Anies.

Anies menegaskan tidak ada istilah menelikung Presiden di balik penyerahan Tongkat Cakra Pangeran Diponegoro.

“Saya mewakili di situ. Dan ini biasa, ketika presiden tidak hadir menteri yang relevan hadir di situ,” ujarnya.

Menyikapi viralnya cerita Anies baswedan tersebut, Anggota Tim 8 Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP), Sudirman Said mengatakan Anies Baswedan menerima tongkat Pangeran Diponegoro karena mewakili Presiden Jokowi yang sedang ke luar kota.

“Pak Anies sudah menjelaskan bahwa itu sebetulnya sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Pasti ngurusin yang begitu dan rupanya ketika sudah diagendakan (Pengembalian dari Belanda) tiba-tiba Pak Presiden harus berangkat tugas ke luar,” kata Sudirman Said, Rabu (21/6/2023).

Sudirman Said melanjutkan otomatis yang mewakili negara yakni menterinya.

“Otomatis yang mewakili negara kan menterinya,” jelasnya.

Kemudian terkait keyakinan bahwa orang yang menerima Cakra Pangeran Diponegoro akan menjadi pemimpin, Sudirman Said mengamini hal itu.

“Jadi nggak ada. Bahwa ada orang yang percaya mungkin teman-teman yang kental budaya Jawa (Menerima tongkat akan jadi pemimpin), itu ya kita amini saja. Tapi saya kira ketika itu berlangsung lebih kepada tugas kenegaraan saja,” ujarnya.

Anies Diramal Jadi Pemimpin

Anies Baswedan diramal jadi pemimpin besar karena menerima dan memegang tongkat komando Pangeran Diponegoro. Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) mengamini hal tersebut.

“Bahwa, ada orang yang percaya mungkin teman teman yang kental budaya Jawa-nya membawa signal itu ya kita amini saja gitu ya,” kata anggota tim 8 KPP perwakilan dari Anies, Sudirman Said, di Sekretariat Perubahan, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu, 21 Juni 2023.

Terkait hal ini, Anies sudah meluruskan cerita soal dirinya menerima tongkat tersebut. Pasalnya, ada pihak yang mengaitkan pemberhentian Anies dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) gara-gara menerima tongkat itu.

“Tapi saya kira ketika itu berlangsung lebih kepada tugas kenegaraan saja gitu,” ujar Sudirman.

Tongkat komando Pangeran Diponegoro ini sempat dirampas Belanda di masa peperangan. Pemerintah Belanda mengembalikan tongkat komando tersebut kepada Pemerintah Indonesia.

Isu yang beredar, Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang seharusnya menerima tongkat. Faktanya, Anies Baswedan sebagai Mendikbud yang mewakili pemerintah RI menerima tongkat itu.

Kemarahan Jokowi disebut-sebut berawal dari sini dan berujung pemecatan Anies Baswedan dari jabatan Mendikbud. Sebab, kepercayaan yang berkembang di tengah masyarakat bahwa penerima tongkat ini akan menjadi pemimpin besar.

Melalui program Kick Andy Metro TV, Anies Baswedan menjelaskan perwakilan Kedutaan Belanda menemui dirinya dan mengabarkan terkait rencana pengembalian tongkat tersebut. Kemudian, Anies Baswedan berkoordinasi dengan pihak terkait untuk menggelar kegiatan pengembalian tongkat

Presiden Jokowi dijadwalkan hadir dalam upacara pengembalian. Namun saat bersamaan, Jokowi ternyata memiliki agenda kenegaraan di luar negeri.

“Sehari atau dua hari sebelumnya, Presiden ternyata ada acara ke Filipina, sehingga kegiatan yang semula harusnya dihadiri oleh Presiden menjadi diwakilkan kepada kepada Mendikbud. Jadi saya mewakili Presiden menerima Cakra,” kata Anies Baswedan dalam Program Kick Andy Metro TV seperti dikutip Medcom.id, Rabu, 21 Juni 2023.

Anies Baswedan membantah dirinya menelikung Presiden Jokowi untuk menerima cakra atau tongkat tersebut. Ia menerima langsung pengembalian ini karena Jokowi tidak hadir dan ditunjuk sebagai perwakilan karena dianggap menteri yang relevan dengan bidang terkait kebudayaan.

Sebelumnya, isu ini ramai dibahas di media sosial. Konon orang yang menerima dan memegang tongkat komando Pangeran Diponegoro akan menjadi pemimpin besar.

“Konon, peristiwa penyerahan tongkat komando CAKRA Pangeran Diponegoro ini yang membuat salah satu alasan Presiden Jokowi me-reshuffle Anies Baswedan dari jabatan Mendikbud. Konon, peristiwa ini menjadi persoalan besar,” tulis akun twitter @sulist_cr3w__, Selasa, 20 Juni 2023.

Kisah Tongkat Cakra Pangeran Diponegoro

Ahli sejarah Diponegoro asal Inggris, Peter Carey pada acara pameran seni rupa ”Aku Diponegoro” di Galeri Nasional Indonesia Jakarta, Kamis (5/2/2015) silam mengungkap bila penyerahan tongkat Pangeran Diponegoro tersebut memang dirahasiakan.

”Penyerahan (tongkat itu ke Indonesia) dirahasiakan sesuai permintaan keluarga yang menyimpan pusaka tongkat Diponegoro tersebut di Belanda,” kata Peter Carey dilansir dari Kompas.com.

Menurut Peter Carey, tongkat tersebut diperoleh Pangeran Diponegoro dari warga pada sekitar tahun 1815.

Tongkat itu lantas digunakan semasa menjalani ziarah di daerah Jawa selatan, terutama di Yogyakarta.

Itu terjadi sebelum Diponegoro mengobarkan perang terhadap Hindia Belanda pada 1825-1830.

Selama 181 tahun tongkat tersebut sebelumnya disimpan salah satu keluarga keturunan Gubernur Jenderal Hindia Belanda Jean Chretien Baud (1833-1834).

Kemudian Michiel Baud mewakili keluarga besar keturunan JC Baud menyerahkan pusaka tongkat ziarah Diponegoro kepada pemerintah Indonesia.

JC Baud menerima tongkat ziarah Diponegoro, yang juga disebut tongkat Kanjeng Kiai Tjokro, dari Pangeran Adipati Notoprojo.

Notoprojo adalah cucu komandan perempuan pasukan Diponegoro, Nyi Ageng Serang.

Notoprojo dikenal sebagai sekutu politik bagi Hindia Belanda.

Ia pula yang membujuk salah satu panglima pasukan Diponegoro, Ali Basah Sentot Prawirodirjo, untuk menyerahkan diri kepada pasukan Hindia Belanda pada 16 Oktober 1829.

Tongkat Kanjeng Kiai Tjokro dipersembahkan Notoprojo kepada JC Baud saat inspeksi pertama di Jawa Tengah pada musim kemarau tahun 1834.

Kemungkinan Notoprojo berusaha mengambil hati penguasa kolonial Hindia Belanda.

Sejak 1834, Baud dan keturunannya di Belanda merawat tongkat ziarah Diponegoro itu hingga akhirnya dipulangkan ke Indonesia pada Kamis (5/2/2015).

Berdasarkan penelusuran Peter Carey, Tongkat Kanjeng Kiai Tjokro menjadi artefak spiritual sangat penting bagi Diponegoro, terutama dari simbol cakra di ujung atas tongkat sepanjang 153 sentimeter itu.

Berdasarkan mitologi Jawa, cakra sering digambarkan digenggam Dewa Wisnu pada inkarnasinya yang ketujuh sebagai penguasa dunia.

”Sesuai mitologi Jawa, tongkat tersebut dikaitkan dengan kedatangan Sang Ratu Adil atau Erucakra,” kata Peter.

Diponegoro kemudian menganggap perjuangannya sebagai perang suci untuk mengembalikan tatanan moral ilahi demi terjaminnya kesejahteraan rakyat Jawa.

Perang juga dianggap sebagai pemulihan keseimbangan masyarakat.

”Panji pertempuran Diponegoro menggunakan simbol cakra dengan panah yang menyilang,” kata Peter.(*)

News Related

OTHER NEWS

Ketua TPN Minta Kampanye Ganjar-Mahfud Dipenuhi Lautan Manusia

Ketua Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar Presiden, Arsjad Rasjid ditemui di Jiexpo Kemayoran, Jakarta, Minggu (1/10/2023) sesaat sebelum penutupan Rakernas IV PDI-P. JAKARTA, KOMPAS.com – Ketua Tim Pemenangan Nasional (TPN) ... Read more »

Hasil Survei Terakhir Jelang Kampanye Capres 2024,Prabowo Unggul versi 5 Lembaga,Ganjar di LPI

TRIBUN-TIMUR.COM – Hasil survei terbaru lembaga survei calon presiden-wakil presiden RI jelang kampanye terbuka. Dari tujuh lembaga survei, dominan unggulkan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming. Ketiga pasangan calon presiden kini berebut elektabilitas ... Read more »

Pecahkan Banyak Rekor, Red Bull Harus Bayar Mahal Pendaftaran F1 2024

Tim yang bermarkas di Milton Keynes ini menampilkan salah satu performa paling dominan dalam sejarah F1 musim ini, dengan para pembalapnya memborong 21 kemenangan dari 22 balapan. Ia mengamankan kedua ... Read more »

PROMO Indomaret andamp Superindo Besok 29 November 2023: White Koffie Harga Khusus,Sensodyne Rp24.900

TRIBUN-BALI.COM – PROMO Indomaret & Superindo Besok 29 November 2023: White Koffie Harga Khusus, Sensodyne Rp24.900 Berikut ini adalah Katalog Promo Indomaret dan Superindo untuk besok hari Rabu, 29 November ... Read more »

Finsensius Mendrofa Masuk Tim Deputi Hukum TPN Ganjar - Mahfud, Begini Profilnya

Finsensius Mendrofa Masuk Tim Deputi Hukum TPN Ganjar – Mahfud, Begini Profilnya jpnn.com, JAKARTA – Pengacara Finsensius Mendrofa resmi ditunjuk menjadi Wakil Direktur Eksekutif Deputi Hukum Tim Pemenangan Nasional (TPN) ... Read more »

Indosat Caplok 300.000 Pelanggan MNC Play

Ilustrasi MNC Play KOMPAS.com – Operator seluler Indosat Ooredoo Hutchison (IOH atau Indosat) menyelesaikan proses akuisisi pelanggan PT MNC Kabel Mediacom (MNC Play) pada Senin (27/11/2023). Ada sebanyak 300.000 pelanggan ... Read more »

Pelawak Srimulat Eko Londo Meninggal Dunia, Sempat Alami Kecelakaan

Pelawak Srimulat Eko Londo Meninggal Dunia, Sempat Alami Kecelakaan Kabar duka datang dari dunia hiburan Tanah Air, Bunda. Pelawak yang tergabung di Srimulat, Eko Londo meninggal dunia di usia 66 ... Read more »
Top List in the World