TPN Minta KPK Ikuti GRECO Selidiki Kejanggalan Pengadaan Pesawat Mirage 2000-5

Deputi Hukum TPN Ganjar-Mahfud, Todung Mulya Lubis, pada konferensi pers di Media Center TPN Ganjar-Mahfud, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (17/1/2024). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan

TPN Ganjar-Mahfud meminta Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk melakukan penyelidikan terkait dugaan korupsi pengadaan 12 pesawat tempur jenis Mirage 2000-5 dari Qatar oleh Kementerian Pertahanan.

Permintaan ini terkait kabar yang beredar dan termuat dalam pemberitaan situs MSN, yang mengambil tulisan dari laman Meta Nex. Dalam berita tersebut, disebutkan bahwa The Group of States Against Corruption (GRECO) dari Uni Eropa melakukan penyelidikan terkait pengadaan pesawat tempur itu.

“Saya sih sangat mengapresiasi dan mendukung penyelidikan yang dilakukan oleh GRECO dari Uni Eropa dan menyerukan kepada KPK untuk ikut menyelidiki transaksi janggal ini,” kata Deputi Hukum TPN, Todung Mulya Lubis dalam jumpa pers di Jalan Cemara 19, Jakarta Pusat, Minggu (11/2).

“KPK sudah membaca berita ini, harusnya mereka mengambil inisiatif untuk ikut terlibat dalam penyelidikan ini,” tambah Todung.

Secara tata kelola pemerintahan, Todung mengungkapkan, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI juga perlu melakukan audit terkait pengadaan tersebut.

Pesawat jet tempur Mirage 2000-5 lepas landas di pangkalan militer udara 126 – pangkalan Capitaine Preziosi alias Solenzara, di Ventiseri, di pulau Mediterania Prancis Corsica, untuk misi di Libya pada 24 Maret 2011. Foto: Stephan Agostini / AFP

“Transaksi yang jumlahnya tidak kecil ini perlu diselidiki secara menyeluruh dalam konteks tata kelola pemerintahan yang baik, dalam konteks good governance, dalam konteks transparansi, dalam konteks akuntabiliti,” tutur Todung.

“Nah BPK, Badan Pemeriksa Keuangan, seharusnya melakukan audit terhadap transaksi ini,” sambungnya.

Dalam berita yang beredar, disebutkan bahwa The Group of States Against Corruption (GRECO) dari Uni Eropa melakukan penyelidikan skandal pengadaan Mirage 2000-5 oleh Kemenhan. 12 pesawat jet tempur bekas Qatar itu disebut dibeli senilai USD 792 juta atau setara Rp 12,4 triliun.

Juru bicara Menteri Pertahanan RI Dahnil Anzar Simanjuntak. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan

Jubir Kemenhan, Dahnil Anzar Simanjuntak, yang juga merupakan jubir Prabowo-Gibran di Tim Kampanye Nasional (TKN), menyebut isu itu adalah fitnah. Sebab, sejauh ini belum ada realisasi pembelian tersebut. Rencana itu, kata dia, telah dibatalkan karena alasan fiskal.

“Tidak ada pembelian pesawat mirage even itu direncanakan, namun sudah dibatalkan. Jadi tidak ada pembelian pesawat mirage, dan artinya tidak ada kontrak yang efektif di Kemhan terkait dengan pembelian mirage,” kata Dahnil dalam konferensi pers di Hotel Fairmont, Jakarta, Sabtu (10/2).

“Jadi secara konten semua yang disampaikan di berita hoaks tersebut itu jelas adalah fitnah,” sambungnya.