Elit PDIP Tuding Prabowo Tak Percaya Diri Jadi Presiden dan Respon Jokowi Dibentuk Presidential Club
TRIBUN-TIMUR.COM – Presiden Terpilih Prabowo Subianto dinilai oleh elit PDIP tak percaya diri jadi presiden hingga harus membentuk forum mantan-mantan presiden atau Presidential Club.
Sebelumnya, Prabowo mewacanakan membentuk Presidential Club dan akan menjadwalkan secara rutin pertemuan dengan para mantan presiden Indonesia.
Presiden Jokowi pun merespon dengan positif rencana Prabowo itu.
Namun, elit PDIP menduga hal lain dari rencana Prabowo ini.
Djarot Syaiful Hidayat selaku Ketua DPP PDIP bahkan menyebut wacana pembentukan Presidential Club yang diusulkan oleh Prabowo Subianto tidak ada urgensinya.
Djarot menekankan bahwa jika ingin membentuk klub Presiden, hal yang seharusnya dilakukan adalah dengan mengumpulkan atau membangun hubungan antara kepala negara saat ini, dan bukan berfokus pada Presiden RI terdahulu.
Sebagai contoh, dia menyoroti keberanian yang ditunjukkan oleh Presiden pertama RI, Soekarno, yang secara aktif menjalin komunikasi dengan kepala negara lain untuk memajukan agenda Asia dan Afrika.
“Benar (tidak ada urgensi), bisa mencontoh keberanian Bung Karno yang mampu membangun hubungan antar kepala negara sedang berkembang dan baru merdeka untuk melawan kolonialisme dan imperialisme,” kata Djarot kepada Tribunnews saat dimintai tanggapannya, Senin (6/5/2024).
Djarot lantas menyinggung, jika Prabowo pengin berkomunikasi atau berdialog dengan Presiden RI terdahulu bisa dilakukan kapanpun tanpa harus membuat forum.
“Kalau mau bertemu dan berdiskusi dengan presiden terdahulu bisa setiap saat,” ujar dia.
Terlebih dalam susunan kenegaraan, ada wadah yang bernama Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) yang seharusnya bisa dimanfaatkan untuk forum dialog.
“Iyalah, secara kelembagaan kan sudah ada wantimpres,” kata dia.
Djarot lantas memandang, adanya dua kemungkinan dari wacana pembentukan Klub Presiden itu.
Pertama, dia menduga Prabowo Subianto tidak percaya diri dalam mengemban tanggung jawab sebagai presiden.
“Ada dua kemungkinan atas usulan tersebut. Pertama,usulan ini menunjukkan indikasi bahwa pak Prabowo kurang PD (percaya diri) dalam mengemban tanggung jawab,” kata Djarot.
Kata dia, beberapa tanggung jawab itu berada dalam misi Indonesia yang terkandung dalam pembukaan UUD 1945 yakni salah satunya memajukan kesejahteraan umum.
“Untuk mewujudkan empat misi Indonesia merdeka seperti yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945, melindungi segenap kehidupan bangsa, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan perdamaian dunia,” kata dia.
Menurut dia, seorang Presiden memilki hak dan tanggung jawab penuh dalam memproses dan menjalankan pemerintahan.
Tak hanya itu, maju atau mundurnya pembangunan bangsa juga berada pada hak dan tanggung jawab seorang presiden.
“Bukankan presiden mempunyai hak prerogratif dan bertanggung jawab penuh atas jalannya pemerintahan dan kemajuan pembangunan bangsanya?” kata dia.
Kemungkinan kedua, Djarot memandang usulan itu hanya sebagai gimik politik dari Prabowo Subianto.
Kata dia, wacana tersebut diduga hanya semata untuk mewujudkan penilaian kalau Menhan RI itu sebagai negarawan.
“Kedua, usulan tersebut bisa jadi cuma basa basi atau gimik politik agar terlihat pak Prabowo seorang negawaran sejati,” tukas dia.
Sebagai informasi, Juru Bicara Menhan RI sekaligus Presiden RI terpilih Prabowo Subianto, Dahnil Anzar Simanjuntak menyatakan kalau Prabowo mempunyai keinginan untuk membentuk Klub Presiden.
Di mana dalam forum itu nantinya Prabowo akan meminta masukan dari para presiden terdahulu yang masih hidup.
Adapun mereka yakni, Presiden ke-5 Megawati Soekarnoputri, Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) serta Prabowo Subianto selaku Presiden RI terpilih 2024-2029.
“Pak Prabowo secara berulang menyebutkan beliau ingin sekali duduk bareng, diskusi panjang dengan para mantan presiden nantinya, sehingga ada presidential club,” kata Dahnil Dikutip dari acara Kompas Petang Kompas TV, Senin (29/4/2024).
Menurut Dahnil, Prabowo ingin adanya sharing pengalaman dari para Presiden sebelumnya mengenai cara memimpin negara.
Selain itu Prabowo juga ingin meminta pendapat dalam penyusunan kabinet pemerintahan. Prabowo kata Dahnil berkomitmen dalam melanjutkan pemerintahan, tidak hanya pemerintahan Jokowi, melainkan juga SBY, dan Megawati.
Respon Jokowi
Presiden terpilih Prabowo Subianto mewacanakan membentuk Presidential Club yang berisi mantan-mantan Presiden RI.
Di tengah wacana pembentukan Presindential Club ini, Presiden Jokowi meminta kelompok ini menggelar pertemuan dua hari sekali.
Sebelumnya, Jokowi telah mengungkapkan pendapatnya mengenai rencana Presiden terpilih 2024-2029, Prabowo Subianto, untuk membentuk ‘Presidential Club’ yang terdiri dari mantan Presiden RI yang masih hidup.
Dalam hal ini, Jokowi menyatakan dukungannya terhadap rencana Prabowo.
“Bagus, bagus,” kata Jokowi di JIExpo, Kemayoran, Jakarta pada Jumat (3/5/2024) dikutip dari YouTube Kompas TV.
Ketika ditanya oleh awak media apakah pertemuan ‘Presidential Club’ perlu diadakan seminggu sekali, Jokowi malah memberikan jawaban tak terduga.
Dengan senyum yang mengembang, mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut justru mengusulkan agar pertemuan diadakan dua hari sekali.
“Ya dua hari sekali ya nggak apa-apa,” tuturnya.
Lebih jauh, Jokowi juga mengomentari rencana Prabowo yang lain, yaitu meminta saran mengenai susunan kabinetnya yang akan datang.
Dalam hal ini, Jokowi menyatakan bahwa ia tidak keberatan dengan permintaan tersebut dari Prabowo.
Namun, Jokowi menekankan bahwa susunan kabinet adalah hak prerogatif Prabowo sebagai Presiden terpilih.
“Kabinet itu adalah 100 persen hak prerogatif presiden. Kalau usul-usul boleh, tapi itu hak penuh presiden terpilih,” tuturnya.