TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR – Pasangan Capres Cawapres Prabowo-Gibran dari perhitungan sementara masih unggul di Bali.
Hasil ini tentu berbanding terbalik dengan pencapaian PDIP dalam sejarah Pemilu pasca reformasi, Capres dan Cawapres yang diusung partai banteng tersebut selama ini selalu menang di Bali.
PDIP yang mengusung Ganjar Pranowo dan Mahfud MD (Ganjar-Mahfud) hanya mampu meraup kemenangan di tiga kabupaten di Bali.
Hasil hitung cepat ini sudah pasti menjadi kejutan bagi PDIP yang kerap menjadi memenangkan Pemilu di Bali.
Berdasarkan hasil hitung cepat atau quick count sejumlah lembaga survei, Prabowo-Gibran sementara unggul jauh di Bali.
Sementara berdasarkan “hitung cepat” situs KawalPemilu, Kamis (15/2/2024) siang, hampir sebagian besar kota/kabupaten di Bali juga mengunggulkan Prabowo-Gibran.
Hanya ada 3 kabupaten yang unggul suara jagoan PDIP Ganjar-Mahfud.
Di antaranya Kabupaten Bangli, yang menjadi salah satu kandang banteng di bawah kepemimpinan Sang Nyoman Sedana Artha yang juga Bupati Bangli.
Di Bangli, Ganjar-Mahfud raih suara 51.49 persen, unggul dari Prabowo-Gibran yang mendapat suara 46,05 persen, Anies-Muhaimin 2,46 persen.
Kemudian di Kabupaten Gianyar, yang juga menjadi salah satu kandang banteng di bawah kepemimpinan Made Agus Mahayastra, eks Bupati Gianyar.
Di Gianyar, Ganjar-Mahfud raih suara 50.36 persen, unggul tipis dari Prabowo-Gibran yang mendapat suara 48,75?n Anies-Muhaimin 0.89 persen .
Selanjutnya di Kabupaten Tabanan, yang merupakan kandang banteng utama di Bali di bawah kepemimpinan Komang Gede Sanjaya, yang juga Bupati Tabanan.
Di Tabanan, Ganjar-Mahfud raih suara 50.00 persen , unggul dari Prabowo-Gibran yang mendapat suara 47.17?n Anies-Muhaimin 2.82 persen .
Sementara sisanya, enam kabupaten/kota lainnya, paslon 03 Ganjar-Mahfud yang diusung PDIP keok.
Termasuk di Kabupaten Badung yang jadi kandang dari Bupati dan Ketua DPC PDIP Badung Nyoman Giri Prasta.
Di Badung, Ganjar-Mahfud hanya meraih suara 41.91 % , kalah jauh dari Prabowo-Gibran yang mendapat suara 55.03 % . Sedang Anies-Muhaimin mendapapat suara 3.06 % .
Begitu juga di Kabupaten Buleleng, daerah asal Ketua DPD PDIP Bali yang juga eks Gubernur Bali I Wayan Koster.
Di Buleleng, Ganjar-Mahfud bahkan hanya meraih suara 34.35 % , kalah jauh dari Prabowo-Gibran yang mendapat suara 55.82 % . Sedang Anies-Muhaimin mendapapat suara 9.836 % .
Kekalahan juga dialami jagoan PDIP di Kota Denpasar dan Karangasem, yang Wali Kota dan Bupatinya dari PDIP.
Sementara di Klungkung dan Jembrana, dua kabupaten yang tidak dikuasai PDIP, Ganjar-Mahfud mengalami kekalahan telak dari Prabowo-Gibran.
Perolehan suara Ganjar-Mahfud ini menjadi perhatian khusus bagi DPC PDI Perjuangan Kota Denpasar.
PDIP Denpasar menilai, perolehan Pilpres ini akan berdampak pada Pilkada 2024, dimana Wayan Koster juga kabarnya akan maju menjadi kontestan dalam Pilgub Bali.
Terkait hal itu, PDIP Denpasar akan mengubah strategi dalam Pilkada 2024 mendatang.
Hal itu diungkapkan oleh Sekretaris DPC PDI Perjuangan Kota Denpasar, I Kadek Agus Arya Wibawa, saat diwawancarai 15 Februari 2024 di kantor DPC PDIP Denpasar.
“Kami akan pelajari hal ini dalam satu minggu ke depan. Pola kerja akan kami ubah untuk mengamankan suara di Pilkada,” kata Arya Wibawa.
Apalagi menurutnya, Pilkada serentak dan berdekatan dengan Pilpres serta Pileg merupakan barang baru bagi semua partai politik.
Oleh karena itu, mempelajari strategi yang tepat dan pola kerja yang baru merupakan sesuatu yang harus dilaksanakan.
Arya Wibawa mengatakan, meskipun Paslon Ganjar-Mahfud kalah di Denpasar, namun tak berbanding lurus dengan suara Legislatif.
“Misalnya ada satu banjar Ganjar mendapat 1550 suara, kemudian Prabowo dapat 1750 suara. Namun dalam pemilihan legislatif malah terbalik, PDIP unggul 1.800,” katanya.
Ia pun menilai, dalam pemilihan legislatif, masyarakat masih cenderung memilih PDI Perjuangan.
Sementara dalam perhelatan Pilpres masyarakat Denpasar cenderung memilih Paslon 02.
Sementara itu, pihaknya masih optimis jika PDI Perjuangan bisa mencapai batas minimal perolehan kursi di dewan.
Dimana target minimal dalam Pileg ini ada tambahan 2 kursi.
Untuk target minimal yakni tambahan 2 kursi kami optimis, sementara target maksimalnya tambahan 5 kursi masih sulit,” katanya.
Untuk diketahui, saat ini jumlah kursi PDIP di DPRD Kota Denpasar sebanyak 22 kursi.
Sementara itu, terkait perolehan kursi pada Pileg 2024 masih proses perhitungan.
“Astungkara, semoga nanti malam atau besok pagi sudah selesai rekap hasilnya,” katanya. (*)
Hasil Hitung Cepat
Berikut hasil “hitung cepat” situs KawalPemilu Hingga Kamis (15/2/2024) siang.
Kab/Kota 01 02 03 Cakupan
BADUNG 3.06 % 55.03 % 41.91 % 20.34 %
BANGLI 2.46 % 46.05 % 51.49 % 6.98 %
BULELENG 9.83 % 55.82 % 34.35 % 4.31 %
GIANYAR 0.89 % 48.75 % 50.36 % 2.70 %
JEMBRANA 17.48 % 61.49 % 21.03 % 1.11 %
KARANGASEM 3.29Y.02 % 37.69 % 5.37 %
KLUNGKUNG 4.14 % 65.17 % 30.69 % 2.93 %
DENPASAR 7.66 % 56.81 % 35.53 % 8.16 %
TABANAN 2.82 % 47.17 % 50.00 % 3.69 %
TOTAL 4.64 % 54.67 % 40.69 % 6.47 %
Komentar Koster usai Ganjar-Mahfud Keok di Kandang Banteng
Sebelumnya diberitakan, Paslon nomor urut 02, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka berhasil unggul di Provinsi Bali berdasarkan hasil quick count sementara.
Sebanyak 4 lembaga quick count menunjukan paslon Prabowo-Gibran unggul jauh dibandingkan dengan paslon 01 maupun 03.
Berdasarkan lembaga survei Poltracking, Prabowo-Gibran memperoleh suara 58,60 persen dari total 70,24 persen suara yang telah masuk hingga pukul 17.33 WIB.
Di peringkat kedua, Ganjar-Mahfud memperoleh 26,54 persen suara dan Anies-Muhaimin sebesar 14,86 persen suara.
Sedangkan Charta Politika, menempatkan Prabowo-Gibran juga unggul di Bali sebesar 55,79 persen.
Ganjar-Mahfud sendiri mendapatkan suara sebesar 38,77 persen, dan Anies-Muhaimin sebesar 5,44 persen dari total 84,37 persen suara yang telah masuk hingga pukul 17.36 persen.
Dari Lembaga survei Politika Research and Consulting (PRC),juga menempatkan Prabowo-Gibran di urutan teratas, dengan perolehan suara 51,53 persen dari total 100 persen suara yang telah masuk.
Ganjar-Mahfud di urutan kedua dengan memperoleh 44,09 persen suara, sedangkan Anies-Muhaimin sebesar 4,38 persen suara.
Prabowo dan Gibran juga unggul berdasarkan perhitungan cepat sementara Lembaga Survei Indonesia (LSI).
Paslon 02 unggul 59,52 persen dari total 56,25 persen suara yang masuk pada pukul 17.33 WIB.
Di peringkat kedua, Ganjar-Mahfud memperoleh suara 25,90 persen dan Anies-Muhaimin sebesar 14,58 persen.
Perlu dicatat, hasil quick count yang berasal dari lembaga survei bukan hasil perhitungan resmi.
Jumlah suara resmi tetap menunggu perhitungan suara KPU.
Menanggapi hasil quick count yang mengejutkan ini, Ketua DPD PDIP Bali Wayan Koster pun tampak lesu.
Koster mengaku hasil quick count yang beredar tak sesuai dengan target pemenangan pasangan Ganjar-Mahfud di Bali.
Maklum, sebelumnya Koster sesumbar memasang target Ganjar-Mahfud akan menang di Bali dengan suara 95 % .
“Kalau melihat quick count itu ya jauh. Sabar dulu,” ungkap Koster kepada Tribun-Bali.com saat ditemui di Kantor PDIP Bali, Renon, Denpasar, Rabu (14/2/2024) malam.
Namun Koster mengaku tetap semangat di tengah hasil quick count yang tak sesuai dengan target.
Baginya, hal ini adalah sebuah ujian dan pembelajaran.
“Harus semangat. Ini namanya ujian,” imbuh Koster saat meninggalkan Kantor PDIP tengah malam usai menggelar rapat dengan pengurus PDIP Bali.
Disinggung soal rekapitulasi suara internal, Koster tak dapat berbicara banyak. Sebab, kini perhitungan masih berlangsung di Tempat Pemungutan Suara (TPS).
Dia mengatakan, pihaknya masih menunggu hasil perhitungan resmi dari Komisi Pemilihan Umum (KPU)
“Tunggu dulu hasil resmi KPU. Masih berjalan. Belum (suara internal). Masih berhitung di TPS. Sabar dulu,” pungkas mantan Gubernur Bali ini.
Sementara Ketua DPRD Klungkung yang juga Ketua DPC PDIP Klungkung Anak Agung Gde Anom mengatakan, hasil ini benar-benar di luar ekspetasi.
“Di luar ekspetasi, benar-benar di luar ekspetasi. Saya tidak bisa ngomong apa,”ujar Anak Agung Gde Anom, Rabu (14/2/2024) sore.
Menurutnya kondisi ini tidak hanya terjadi di Klungkung, bahkan hampir di seluruh Indonesia.
Meskipun demikian, baginya menang atau kalah sudah biasa dalam politik.
“Sudah biasa, tidak masalah. Itu resiko politik, harus kami diterima,” ungkap dia.(*)
News Related-
Nadzira Shafa Nyanyi Lagu Baru, Lirik Rakit Soundtrack Film 172 Days, Ceritakan Kisah Cintanya dengan Amer Azzikra
-
Cara Menukarkan Valas dan Informasi Kurs Dollar-Rupiah di BCA, Selasa (28/11)
-
Ganjar Disindir Halus Kepala Suku di Merauke soal Kondisi Jalan
-
BREAKING NEWS - Diduga Depresi,Pemuda di Kubu Raya Nekat Akhiri Hidup Dengan Cara Tak Wajar
-
Tertarik Ubah Avanza Jadi VW Kodok? Segini Biayanya
-
Bukan Gabung Barito,Sosok di Luar Dugaan Eks Persija Membelot ke Rival Dewa United,Anak Dewa Cek
-
Pesan Mahfud ke Anak Muda Aceh: Semua Akan Sukses karena RI Kaya, Jangan Hedon
-
Apakah Hantu Itu Nyata? Berikut Penjelasan Ilmiahnya
-
Rajin Beri Bonus dan Ajak Jalan-jalan,Bos Tak Menyangka Lihat Isi Grup WA Karyawan,Semua Dipecat
-
Pimpinan KPK Kaget Kasus Korupsi SYL Ternyata Sudah Dilaporkan Sejak 2020, 3 Tahun Dibiarkan Mangkrak
-
Isyarat Rasulullah Tentang Penaklukan Romawi dan Mesir
-
Istana Ingatkan Pasangan Anies-Muhaimin, Ada Kesepakatan Politik Terkait UU IKN
-
Anak Kiky Saputri Unboxing Bingkisan Ulang Tahun Ke-2 Rayyanza
-
Ragam Keris dan Senjata Pusaka di Museum Pusaka TMII