TRIBUN-TIMUR.COM – Persaingan partai politik berebut tiket ke Senayan semakin ketat di Pemilu 2024.
Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI telah melakukan rapat pleno terbuka rekapitulasi hasil penghitungan suara tingkat nasional hari ke-4.
Terpantau PDI Perjuangan masih menduduki peringkat pertama parpol dengan perolehan suara tertinggi yakni 16,41 persen.
Partai berlambang banteng ini memiliki potensi hattrick alias menang tiga kali dalam penyelenggaraan pemilu 2014, 2019, dan 2024.
Tingginya raihan suara sah PDIP melanjutkan perolehan suara sah yang berjumlah 27.053.961 dengan persentase 19,33 persen pada Pemilu 2019.
KPU mencatat sudah 65.73 persen suara real count nasional yang masuk pada Pemilu 2024.
Hal itu berdasarkan data Sistem Informasi Rekapitulasi (Sirekap) pada 2 Maret 2024 pukul 10.00 WIB dengan posisi 541.144 dari 823.236 Tempat Pemungutan Suara (TPS).
Di bawah PDIP, perolehan suara kedua diperoleh Golkar (15,07 persen), Gerindra 13,31 persen, PKB 11,56 persen, NasDem 9,43 persen, PKS 7,51 persen, Partai Demokrat 7,42 persen, PAN 6,96 persen.
Adapun PPP dan PSI memiliki peluang memenuhi syarat ambang batas parlemen 4 persen.
Perolehan suara real count kedua partai itu hampir memenuhi parliamentary threshold.
PPP mendulang suara 3,97 persen, sedangkan PSI sebanyak 3,12 persen.
Sementara sejumlah partai politik yang besar kemungkinan tidak lolos yakni Partai Gelora (1,43 persen).
Perindo (1,25 persen), Partai Buruh (0,59 persen), Partai Hanura (0,73 persen), Partai Ummat (0,42 persen).
PBB (0,33 persen), Partai Garuda (0,29 persen, dan PKN (0,21 persen).
Dengan demikian ada kemungkinan 10 parpol akan memeroleh tiket ke Senayan apabila menggunakan asumsi PPP dan PSI memenuhi syarat parliamentary threshold.
Syarat tersebut sesuai dengan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum, Pasal 414 butir (1).
“Partai politik peserta Pemilu harus memenuhi ambang batas perolehan suara paling sedikit 4 persen (empat persen) dari jumlah suara sah secara nasional untuk diikutkan dalam penentuan perolehan kursi anggota DPR”.
Jika PPP-PSI tidak lolos sehingga hanya delapan parpol yang lolos ke Senayan di mana seluruh parpol tersebut pada Pemilu 2019 juga telah menempatkan wakilnya sebagai anggota DPR RI terpilih periode 2019-2024.
Adapun jumlah wakil dari parpol ditentukan berdasarkan konversi suara menjadi kursi melalui metode Sainte Lague.
Ledakan Suara PSI
Perolehan suara partai yang dipimpin putra Presiden Jokowi, Kaesang Pangarep tengah menjadi sorotan.
Suara PSI mencapai 3,13 persen, angka tersebut berdasarkan Real Count KPU saat ini mencapai 65,74 persen atau setara 5412 dari 823236 TPS yang diperbarui pada 2 Maret 2024 pukul 12.00.
Ledakan perolehan suara PSI itu menunjukkan tren positif.
Komisioner KPU Mochammad Afifuddin mengatakan, hasil yang ada pada real count agar menjadi acuan.
“Pokoknya biar rekap berjenjang saja, biar yang angka-angka saja,” kata Afif di kantor KPU, Jakarta Pusat, pada Sabtu (2/3/2024).
Wasekjen Hubungan Antar Lembaga dan Luar Negeri DPP PSI Marsha Damita Siagian menilai, wajar jika perolehan suara PSI meningkat.
Ia mengatakan, dalam konteks publik membandingkan quick count, keakurasian perhitungan Pilpres lebih mudah untuk didapat.
Sebab hanya terdapat satu pemenang dari tiga kandidat.
Sedangkan, tidak untuk Pileg, yang menurut Marsha, rasionya 1 banding 16.
“(Pileg) Angkanya jauh lebih tinggi. Jadi ini dari statistik aja udah berbeda. Satu (Pilpres) 1 banding 3, satu lagi (Pileg), 1 banding 16,” kata Marsha dalam Rapat Rekapitulasi Suara, di kantor KPU, Jakarta Pusat, pada Sabtu (2/3/2024).
Terlebih, Marsha menjelaskan, saat ini masih ada sekitar 70 juta suara yang masih dalam proses perhitungan KPU.
“Juga sekarang memang masih ada sekitar 70an juta suara yang sedang dihitung, on going. Barusan tadi ada beberapa ribu suara lagi yang kemudian dihitung,” ungkapnya.
“Suara-suara ini yang sebenarnya suara rakyat yang baru datang dari ujung-ujung, yang tempat TPS-nya jauh, dan inilah yang sedang divalidasikan. Dan semua yang rapat pleno di dalam, saksi, memberikan kata sepakat atas hasil yang ada,” tutur Marsha.
Lebih lanjut, Marsha membantah adanya dugaan jual beli suara yang diduga dilakukan PSI dan sempat ramai diperbincangkan publik.
“Kalau saya lihat di dalam (Rapat Pleno Rekapitulasi Suara, di KPU) sih enggak ada. Enggak ada,” ucapnya. (Tribun Network/Reynas Abdila)
News Related-
Nadzira Shafa Nyanyi Lagu Baru, Lirik Rakit Soundtrack Film 172 Days, Ceritakan Kisah Cintanya dengan Amer Azzikra
-
Cara Menukarkan Valas dan Informasi Kurs Dollar-Rupiah di BCA, Selasa (28/11)
-
Ganjar Disindir Halus Kepala Suku di Merauke soal Kondisi Jalan
-
BREAKING NEWS - Diduga Depresi,Pemuda di Kubu Raya Nekat Akhiri Hidup Dengan Cara Tak Wajar
-
Tertarik Ubah Avanza Jadi VW Kodok? Segini Biayanya
-
Bukan Gabung Barito,Sosok di Luar Dugaan Eks Persija Membelot ke Rival Dewa United,Anak Dewa Cek
-
Pesan Mahfud ke Anak Muda Aceh: Semua Akan Sukses karena RI Kaya, Jangan Hedon
-
Apakah Hantu Itu Nyata? Berikut Penjelasan Ilmiahnya
-
Rajin Beri Bonus dan Ajak Jalan-jalan,Bos Tak Menyangka Lihat Isi Grup WA Karyawan,Semua Dipecat
-
Pimpinan KPK Kaget Kasus Korupsi SYL Ternyata Sudah Dilaporkan Sejak 2020, 3 Tahun Dibiarkan Mangkrak
-
Isyarat Rasulullah Tentang Penaklukan Romawi dan Mesir
-
Istana Ingatkan Pasangan Anies-Muhaimin, Ada Kesepakatan Politik Terkait UU IKN
-
Anak Kiky Saputri Unboxing Bingkisan Ulang Tahun Ke-2 Rayyanza
-
Ragam Keris dan Senjata Pusaka di Museum Pusaka TMII