Dinilai Rusak Citra Pondok Pesantren,RMINU Pamekasan Desak Film Guru Tugas di Youtube Dihapus
Laporan wartawan Tribun Jatim Network, Muchsin Rasjid
TRIBUNMADURA.COM, PAMEKASAN – Sebuah video film pendek berjudul Guru Tugas 2, yang tayang di aku youtube Akeloy Production, kini mengundang kecaman dari sejumlah kalangan pondok pesantren (pesantren).
Sebab film itu, dianggap mencoreng citra guru dan ponpes yang menugaskan guru ke berbagai daerah untuk mengajar.
Karena itu, Ketua Rabitah Ma’ahid Islamiyah Nahdlatul Ulama (RMINU) Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Pamekasan, KH Taufiqurrahman Khozin, meminta kepada pembuat film, segera menghapus video Guru Tugas 2, yang berdurasi 36.47 detik itu.
Selain itu, pria pengasuh Ponpes Taman Bunga Kacok, Kecamatan Palengaan, Pamekasan, meminta kepada seluruh pemain film dan kru yang terlibat dalam pembuatan film Guru Tugas meminta maaf secara terbuka. Karena berbagai film itu menjadi perbincangan di kalangan masyarakat, tak hanya di Madura, juga di Jawa.
Selanjutnya, untuk menentukan langkah hukum yang akan ditempuh nanti, pihaknya akan berkoordinasi Lembaga Bantuan Hukum Nahdlatul Ulama (LBHNU). “Jika permintaan kami ini tidak diindahkan, maka kami akan menempuh jalur hukum dengan delik pencemaran nama baik pesantren,” kata Taufiqurrahman Khozin, di kantor RMI NU, Pamekasan, Minggu (5/5/2024).
Menurut Kiai Apik, panggilan KH Taufiqiurahman, keberadaan guru yang ditugaskan ke berbagai daerah di Jawa dan luar Jawa, membawa tugas suci dan mulia dari pesantren-pesantren besar, demi sebuah pengabdian untuk membantu lembaga pendidikan dan pesantren. Dalam tugasnya mereka tidak hanya memiliki bekal ilmu untuk mengajar, melainkan juga menjaga akhlak.
Namun dengan tayangan film itu, membuat keresahan di kalangan siswa dan wali siswa yang diajari guru tugas. Termasuk juga kekecewaan para guru tugas yang kini tengah mengabdi dan alumni ponpes yang pernah menjadi guru tugas. Seolah-olah mengesankan perilaku guru tugas itu negatif, padahal tidak begitu.
Yang paling menyakitkan, dalam film itu, menampilkan sisi negatif dari seorang guru tugas. Sementara sisi positifnya, tidak ditampilkan. “Seandainya terdapat perilaku satu atau dua orang guru tugas yang kurang pantas dan tidak beretika di tengah-tengah masyarakat, jangan lantas menghilangkan kebaikan guru tugas dan jangan pula perbuatan itu diasumsikan merupakan perilaku semua guru tugas. Itu hanya perbuatan oknum saja,” kata Kiai Apik.
Pengurus Punggawa Guru Madrasah Nasional Indonesia (PGMNI) Jatim Mohammad Homaidi, menilai, Film Guru Tugas menciderai nama baik pesantren dan guru tugas. Karena film itu terkesan menggeneralisasi perbuatan guru tugas seperti yang diflmkan
“Beberapa adegan di film secara etis tidak bermoral . Menciderai norma-norma agama, etika dan juga kultur masyarakat Madura yang dikenal agamis. Sehingga tayangan film itu tidak mengedukasi masyarakat, Apalagi yang menonton film juga berpotensi dari kalangan anak-anak dan remaja dan siswa,” kata Mohammad Homaidi.
Dikatakan, pihaknya mendukung dan mengapresiasi atas tumbuh kembangmya konten-konten kreatif dari masyarakat Madura. Namun, PGMNI mengimbau agar karya atau konten yang dihasilkan harus mengedukasi, memperhatikan norma-norma agama dan kultur masyarakat Madura. Artinya tidak membuat konten yang provokatif dan melabrak tatanan nilai-nilai agama, hanya demi menaikkan jumlah penonton.
Sementara dalam film Guru Tugas 2, dialognya menggunakan Bahasa Madura, namun juga terdapat terjemahan Bahasa Indonesia. Dan sampai berita ini diturunkan sudah ditonton sebanyak 474.000. Dalam film itu , menayangkan adegan oknum Guru Tugas yang memanggil seorang siswinya ke tempat kosnya dengan alasan ada tugas. Namun kala itu guru tugas itu, berbuat tidak senonoh terhadap seorang siswinya. Walau awalnya menolak, namun akhirnya siswinya hanya pasrah.
Tindakan yang dinilai amoral itu dilakukan ke dua kalinya. Sementara siswi yang bersangkutan tidak berani menolak, karena guru tugas mengancam jika tidak mau melayani lagi, maka video tak senonoh yang sebelumnya akan disebarluaskan, sehingga akan menghancurkan keluarganya siswi yang bersangkutan.
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunMadura.com