Ilustrasi lari jarak jauh
KOMPAS.com – Sejumlah warganet menyebut olahraga dalam kondisi kurang tidur membahayakan kesehatan mereka.
Pengguna akun media sosial X @rockadoxxx mengaku mengalami stroke ringan setelah bersepeda karena hanya tidur tiga jam.
“Gaes, kalo kurang tidur jangan maksain olahraga ya.. Terakhir gue tidur 3 jam sepedaan 60 km doang, sorenya TIA yang kalo di-bahasa awam-kan stroke ringan,” ujarnya, Rabu (28/2/2024).
Padahal dia sebelumnya terbiasa bersepeda sejauh 60 kilometer. Namun, dia mengaku mengalami stroke ringan saat naik sepeda dalam keadaan kurang tidur.
Sementara itu, pengguna akun @morensxxx menyebutkan, beberapa temannya mengalami masalah kesehatan karena langsung berolahraga berat setelah tidur hanya 1-2 jam.
“Ketemu banyak temen di usia 30an ke atas, tidur cuma 1-2 jam, terus langsung olahraga berat pas paginya, dibangga banggain setengah ngejokes haha hehe cengengesan. Ini ga lucu ya pak bapak, semua kejadian ga enak dimulai dari sini,” tulis dia.
Lalu, apa risiko yang akan terjadi jika orang tetap berolahraga saat kurang tidur?
Jangan olahraga saat kurang tidur
Dokter sekaligus praktisi kesehatan tidur dan konsultan utama Snoring & Sleep Disorder Clinic RS Mitra Kemayoran, Andreas Prasadja mengatakan, olahraga dalam kondisi kurang tidur akan mengganggu kesehatan.
Hal itu karena jumlah sel-sel radang atau inflamasi dalam badan akan meningkat.
“Ini akan membuat kita rentan untuk menderita penyakit jantung dan kardiovaskular,” ujar dia, saat dihubungi Kompas.com, Rabu (28/2/2024).
Andreas menjelaskan, kesehatan seseorang ditentukan oleh keseimbangan nutrisi, rutinitas olahraga, dan kesehatan tidur.
Tanpa tidur yang baik, seseorang tetap tidak akan sehat meskipun sudah makan makanan yang bernutrisi dan cukup berolahraga.
Saat seseorang yang kurang tidur malah melakukan olahraga, tubuh justru akan mengalami stress oksidatif.
Keadaan ini terjadi saat jumlah radikal bebas dalam tubuh melebihi kapasitas untuk menetralkannya. Akibatnya, sel-sel tubuh normal akan mengalami kerusakan.
“Jika sering dilakukan (olahraga saat kurang tidur). sewaktu-waktu bisa memicu penyakit jantung dan pembuluh darah,” tambah Andreas.
Oleh karena itu, dia mengimbau orang yang kurang tidur lebih baik tidur daripada berolahraga. Andreas memastikan, setiap orang berolahraga hanya ketika tidur cukup.
Risiko dari berolahraga saat kurang tidur
Terpisah, dokter spesialis jantung Rumah Sakit Universitas Sebelas Maret (RS UNS) Surakarta Habibie Arifianto mengungkapkan orang yang berolahraga saat kurang tidur berpotensi alami gangguan di pagi hari.
Hal itu larena tubuh memiliki irama sirkardian atau irama alamiah yang berhubungan dengan terang gelap.
Habibie menuturkan, aktivitas sistem saraf simpatis yang berfungsi mengatur kerja jantung akan meningkat di pagi hari. Di waktu itu, risiko stroke, serangan jantung, dan gagal jantung akan meningkat.
“Itu kenapa serangan jantung dan stroke akan meningkat insidensi nya pada pagi hari,” ujarnya saat dihubungi Kompas.com, Rabu (28/2/2024).
Menurutnya, orang yang kurang tidur akan membuat aktivitas sistem saraf simpatisnya semakin tinggi. Ini terjadi karena aktivitas saraf tersebut tidak sempat turun saat tubuh tidur. Kondisi ini membuat risiko gangguan jantung dan pembuluh darah meningkat.
“Apalagi ditambah dengan olahraga yang pastinya mengakibatkan peningkatan aktivitas sistem saraf simpatis yang sangat berlebihan,” imbuh Habibie.
Selain serangan jantung, stroke, gagal jantung, dan gangguan pembuluh darah, orang yang berolahraga saat kurang tidur berisiko mengalami risiko kesehatan lainnya.
Orang tersebut berisiko mengalami peningkatan asam urat dan kolesterol. Sementara metabolisme tubuh juga terganggu. Hal ini akan terjadi jika kebiasaan olahraga saat kurang tidur dilakukan dalam jangka waktu panjang.
Durasi tidur yang cukup
Sementara itu, dikutip dari situs Kementerian Kesehatan (Kemenkes), setiap orang sebaiknya menjalani pola tidur yang baik sesuai dengan umurnya untuk mendapatkan istirahat yang berkualitas.
Berikut durasi waktu tidur ideal yang disarankan berdasarkan usia seseorang.
- Bayi usia 0–3 bulan: 14–17 jam per hari
- Bayi usia 4–11 bulan: 12–15 jam per hari
- Bayi usia 1–2 tahun: 11–14 jam per hari
- Anak prasekolah usia 3–5 tahun: 10–13 jam per hari
- Anak usia sekolah usia 6–13 tahun: 9–11 jam per hari
- Remaja usia 14–17 tahun: 8–10 jam per hari
- Dewasa muda usia 18–25 tahun: 7–9 jam per hari
- Dewasa usia 26–64 tahun: 7–9 jam per hari
- Lansia usia di atas 65 tahun: 7–8 jam per hari.
Tidur dengan durasi waktu yang cukup akan memberikan manfaat bagi tubuh dan mencegah gangguan kesehatan.
News Related-
Nadzira Shafa Nyanyi Lagu Baru, Lirik Rakit Soundtrack Film 172 Days, Ceritakan Kisah Cintanya dengan Amer Azzikra
-
Cara Menukarkan Valas dan Informasi Kurs Dollar-Rupiah di BCA, Selasa (28/11)
-
Ganjar Disindir Halus Kepala Suku di Merauke soal Kondisi Jalan
-
BREAKING NEWS - Diduga Depresi,Pemuda di Kubu Raya Nekat Akhiri Hidup Dengan Cara Tak Wajar
-
Tertarik Ubah Avanza Jadi VW Kodok? Segini Biayanya
-
Bukan Gabung Barito,Sosok di Luar Dugaan Eks Persija Membelot ke Rival Dewa United,Anak Dewa Cek
-
Pesan Mahfud ke Anak Muda Aceh: Semua Akan Sukses karena RI Kaya, Jangan Hedon
-
Apakah Hantu Itu Nyata? Berikut Penjelasan Ilmiahnya
-
Rajin Beri Bonus dan Ajak Jalan-jalan,Bos Tak Menyangka Lihat Isi Grup WA Karyawan,Semua Dipecat
-
Pimpinan KPK Kaget Kasus Korupsi SYL Ternyata Sudah Dilaporkan Sejak 2020, 3 Tahun Dibiarkan Mangkrak
-
Isyarat Rasulullah Tentang Penaklukan Romawi dan Mesir
-
Istana Ingatkan Pasangan Anies-Muhaimin, Ada Kesepakatan Politik Terkait UU IKN
-
Anak Kiky Saputri Unboxing Bingkisan Ulang Tahun Ke-2 Rayyanza
-
Ragam Keris dan Senjata Pusaka di Museum Pusaka TMII