Vietnam dan Ramalan "Raja Baru ASEAN", Kualitas Pendidikan hingga Keberhasilan Industrialisasi Jadi Penyebabnya?

Vietnam dan Ramalan “Raja Baru ASEAN”, Kualitas Pendidikan hingga Keberhasilan Industrialisasi Jadi Penyebabnya?

Nama Vietnam santer menjadi pembicaraan di berbagai kanal berita dan social media setelah diketahui menjadi salah satu eksportir beras kedua terbesar Indonesia.

Selain itu banyak warganet yang merasa heran dengan negara yang dijuluki sebagai negeri naga biru ini karena sama-sama terkena dampak iklim cuaca seperti Indonesia namun masih bisa melakukan eskpor beras.

Nama negara Vietnam juga mungkin dapat dikatakan tidak begitu populer bagi beberapa masyarakat Indonesia. Kita pasti lebih familiar Thailand dari segi keragaman dan keunikan destinasi wisata dan sajian dunia hiburan televisi seperti film atau series drama.

Meskipun begitu, ternyata tidak banyak orang yang mengetahui bahwa Vietnam menyimpan segudang potensi yang bahkan bisa mengalahkan negara-negara ASEAN lainnya.

Sebelum mencapai posisi saat ini, negara Vietnam terkanal dengan peristiwa tragis yaitu peperangan yang berlangsung selama 20 tahun (1955-1975) yang memakan korban sipil dan pasukan tantara bahkan hingga mencapai 3 juta jiwa. Pada saat itu Vietnam berada di posisi terbawah dan bahkan menjadi salah satu negara termiskin di dunia.

Maka tidak mengherankan jika kondisi perekonomian Vietnam saat ini disebut sebagai sebuah keajiaban. The World Economic Forum dalam sebuah tulisan yang berjudul “The story of Vietnam’s economic miracle’ menyoroti bagaimana PDB per-kapita negara Vietnam pada tahun 1980an yang tertahan berada di kisaran US$200 dan US$300 saja.

Hingga akhirnya pada tahun 1986, pemerintah memperkenalkan “i Mi” yang memiliki arti pembaruan atau inovasi yang merupakan serangkaian reformasi ekonomi dan politik, dan mengarahkan negara Vietnam menjadi market ekonomi yang berorientasi sosialis.

Saat ini Vietnam bahkan menjadi salah satu pemain utama di pasar negara berkembang. Tak main-main, pertumbuhan ekonominya yang dapat mencapai 6-7% juga mampu menyaingi tiongkok, serta nilai eksporya yang mencapai nilai total PDB-nya.

Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa negara Vietnam berhasil melakukan pembaruan sedemikian rupa sehingga perekonmiannya bisa tumbuh dan bersaing dengan negara-negara besar lainnya di Asia. Sampai di mana negara Vietnam baru-baru ini diramalkan akan menjadi “raja baru ASEAN” di masa yang akan datang dengan pertumbuhannya yang pesat ini.

Sistem pendidikan Vietnam termasuk yang “terbaik” di dunia

Pendidikan memiliki dampak yang positif terhadap perekonomian suatu negara. Di mana kualitas SDM suatu negara akan di nilai dari bagaimana ia mendapatkan pendidikan, sehingga seseorang akan produktif dan menghasilkan nilai ekonomi apabila memiliki ilmu dan keterampilan yang diperoleh melalui pendidikan.

Tetapi untuk mencapai dampak positif ini, suatu negara harus mampu menciptakan sebuah sistem pendidikan, fasilitas, hingga kemudahan akses yang baik bagi masyarakat untuk memperolehnya. Ketika semua unsur ini dapat negara ciptakan, maka dampak berganda terhadap meningkatkatnya pertumbuhan ekonomi akan terwujud.

The Economist dalam artikel terbarunya yang berjudul “Why are Vietnam’s school so good?” memberikan pujiannya dan menganggap bahwa sistem pendidikan di Vietnam merupakan salah satu yang terbaik di dunia. Pujian ini juga digambarkan melalui penilaian internasional dalam bidang membaca, matematika, dan sains.

World Bank dalam laporannya mengenai keberhasilan pendidikan Vietnam dan tantangan di masa depan, menjelaskan setidaknya ada tiga poin penting mengapa kualitas pendidikan di Vietnam merupakan salah satu yang terbaik di dunia.

Pertama, komitmen pemerintah yang kuat dan berkelanjutan terhadap pengembangan kualitas pendidikan. Kedua, konteks sejarah dan evolusi pendidikan secara terus-menerus hingga saat ini. Dan yang ketiga menciptakan kebijakan dan melakukan reformasi yang bertujuan menciptakan angkatan kerja yang berketerampilan tinggi.

Namun yang patut diacungi jempol adalah kegigihan pemerintah Vietnam dalam melakukan pembaruan tersebut. Setelah peperangan yang merenggut jutaan jiwa berakhir, sejarah mencatat bahwa pemerintah terus giat mendorong kualitas pendidikan agar tersebut membaik bahkan hingga saat ini.

Mulai dari merombak kurikulum sehingga selalu ada inovasi dan mengikuti perkembangan zaman, pemantauan kualitas sekolah baik internal maupun eksternal, hingga memprioritaskan pengeluaran pemerintah untuk pendidikan secara konsisten agar masyarakatnya dapat mengakses dan memperoleh fasilitas pendidikan terbaik.

Selain itu dari segi sumber daya manusia dibalik pendidikan ini juga tak kalah menjadi sorotan pemerintah Vietnam. Melalui kebijakan yang mendukung guru-guru yang berkualitas. Para guru banyak yang diikutsertakan dalam pelatihan-pelatihan hingga tersedianya beasiswa.

Yang lebih mengejutkan lagi adalah pola pemikiran masyarakat Vietnam terhadap pendidikan. Meskipun pemerintah banyak berkontribusi melalui belanja pemerintah untuk pendidikan, namun masyarakat Vietnam sendiri merupakan salah satu yang memberikan kontribusi besar dalam pengeluaran untuk pendidikan.

Sehingga ini menggambarkan seberapa tingginya prioritas pendidikan dalam sebuah keluarga di Vietnam. Pemerintah yang memiliki komitmen serius serta masyarakat dengan pola pikir yang maju dalam hal pendidikan, maka tidak mengherankan jika pendidikan negara Vietnam terus mengalami kemajuan hingga saat ini.

Keberhasilan industrialisasi Vietnam

Pertumbuhan ekonomi Vietnam terjadi karena beberapa macam faktor dan salah satunya adalah industrialisasi. Di mana negara Vietnam melakukan proses perubahan sosial ekonomi khususnya dalam masyarakat yang semula agraris menjadi industri namun berhasil memberikan dampak yang baik pada perekonmian negara.

Dulu masyarakat Vietnam sangat bergantung pada industri pertanian, namun dengan adanya industrialisasi yang mendorong perkembangan industri telah mengubah kegiatan ekonomi masyarakat ke arah pengelolaan dan pembuatan produk industri.

Ekspansi industri telah menciptakan banyak peluang investasi baik dari dalam maupun luar negeri serta dapat meningkatkan nilai ekspor. Peningkatan kualitas hidup masyarakat dan peningkatan pertumbuhan PDB juga merupakan hasil dari meningkatnya aktivitas produksi dan produktivitas dari industri.

Rata-rata tingkat pertumbuhan PDB Vietnam juga terus mengalami peningkatan yang positif. Di mana dari rentang waktu 10 tahun, tingkat pertumbuhan PDB dapat tumbuh yang semula hanya 4% bahkan bisa mencapai 7% di tahun 2022 dan diproyeksikan bisa mencapai angka 8%.

Angka pertumbuhan ekonomi tersebut juga dapat dikatakan bisa menyaingi negara Tiongkok yang kita semua sudah tahu bagaimana kekuatan perekonomiannya di mata dunia. Namun dengan berhasilnya industrialisasi yang terjadi di Vietnam membuatnya dapat bersaing dengan negara-negara ASEAN bahkan negara-negara dengan perekonomiannya yang kuat.

Ketika berbicara tentang industrialisasi, maka akan erat kaitannya dengan industri manufaktur. The Global Economy melalui data tentang perkembangan sektor menufaktur menunjukkan bagaimana sektor manufaktur ini menjadi salah satu faktor utama yang mendorong terjadi pertumbuhan ekonomi di negara Vietnam.

Dalam kurun waktu 8 tahun, proporsi industri manufaktur terhadap PDB Vietnam terus mengalami peningkatan. Ini artinya bahwa sektor manufaktur terus tumbuh secara positif dan mendorong pertumbuhan ekonomi Vietnam.

Terakhir pada tahun 2022, sektor manufaktur menyumbang 24,76% terhadap PDB Vietnam. Angka ini masih diharapkan akan terus meningkat dan Vietnam menargetkan sektor manufaktur dapat menyumbang 30% terhadap PDB pada tahun 2030 nanti. Sehingga dapat dikatakan pemerintah Vietnam memiliki proyeksi industrialisasi yang terus maju dalam jangka panjang.

Boorkings Insitution mengungkap setidaknya ada tiga alasa mengapa industrialisasi di Vietnam dapat menorehkan keberhasilan. Pertama, Vietnam telah menerapkan sistem perdagangan bebas dengan serius, karena kebijakan perdagangan merupakan kebijakan yang menentukan arah perkembangan industri di Vietnam.

Kedua, melengkapi perdagangan bebas tersebut dengan melakukan pembaruan melalui deregulasi sehingga dapat menurunkan biaya dalam menjalankan bisnis.

Dan yang terakhir, Vietnam melakukan investasi besar-besaran pada sumber daya manusia dan modal infrastruktur, terutama melalu investasi publik.

McKinsey & Company dalam artikelnya yang berujudul “Boosting Vietnam’s manufacturing sector: From low cost to high productivity” menyebut Vietnam sebagai negara tujuan bagi para investor asing yang ingin melakukan ekspansi bisnis dan menjalankan kegiatan manfukaturnya dengan alasan “hemat biaya”.

Maka tidak mengherankan jika perusahaan teknologi raksasa seperti intel memilih Vietnam untuk melakukan ekspansi bisnisnya dengan keterlibatan investasi sebesar US$4 miliar. Bahkan baru-baru ini media Vietnam Investment Review mengabarkan bahwa perusahaan Apple memindahkan 11 pabrik manufakturnya ke Vietnam.

Ini dapat menjadi pelajaran yang berharga dan bisa Indonesia tiru. Membangun banyak pabrik memang disebut dengan industrialisasi, namun soal keberhasilannya diperlukan faktor-faktor penting lainnya seperti kebiajakan yang efektif dan efisien, SDM yang berkualitas, hingga pembangunan infrasutruktur yang memadai.

Sehingga pemerintah Indonesia dapat membenahi apa-apa yang ada di dalam negeri terlebih dahulu sebelum ingin mengundang para investor asing untuk membangun pabrik manufakturnya di Indonesia.

Karena ketika negara sudah mempersiapkan faktor-faktor yang dibutuhkan dengan baik, maka industrialisasi dapat terjadi dalam jangka panjang dan memberikan dampak positif bagi perekonomian sama seperti yang terjadi di negara Vietnam.

News Related

OTHER NEWS

Ketua TPN Minta Kampanye Ganjar-Mahfud Dipenuhi Lautan Manusia

Ketua Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar Presiden, Arsjad Rasjid ditemui di Jiexpo Kemayoran, Jakarta, Minggu (1/10/2023) sesaat sebelum penutupan Rakernas IV PDI-P. JAKARTA, KOMPAS.com – Ketua Tim Pemenangan Nasional (TPN) ... Read more »

Hasil Survei Terakhir Jelang Kampanye Capres 2024,Prabowo Unggul versi 5 Lembaga,Ganjar di LPI

TRIBUN-TIMUR.COM – Hasil survei terbaru lembaga survei calon presiden-wakil presiden RI jelang kampanye terbuka. Dari tujuh lembaga survei, dominan unggulkan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming. Ketiga pasangan calon presiden kini berebut elektabilitas ... Read more »

Pecahkan Banyak Rekor, Red Bull Harus Bayar Mahal Pendaftaran F1 2024

Tim yang bermarkas di Milton Keynes ini menampilkan salah satu performa paling dominan dalam sejarah F1 musim ini, dengan para pembalapnya memborong 21 kemenangan dari 22 balapan. Ia mengamankan kedua ... Read more »

PROMO Indomaret andamp Superindo Besok 29 November 2023: White Koffie Harga Khusus,Sensodyne Rp24.900

TRIBUN-BALI.COM – PROMO Indomaret & Superindo Besok 29 November 2023: White Koffie Harga Khusus, Sensodyne Rp24.900 Berikut ini adalah Katalog Promo Indomaret dan Superindo untuk besok hari Rabu, 29 November ... Read more »

Finsensius Mendrofa Masuk Tim Deputi Hukum TPN Ganjar - Mahfud, Begini Profilnya

Finsensius Mendrofa Masuk Tim Deputi Hukum TPN Ganjar – Mahfud, Begini Profilnya jpnn.com, JAKARTA – Pengacara Finsensius Mendrofa resmi ditunjuk menjadi Wakil Direktur Eksekutif Deputi Hukum Tim Pemenangan Nasional (TPN) ... Read more »

Indosat Caplok 300.000 Pelanggan MNC Play

Ilustrasi MNC Play KOMPAS.com – Operator seluler Indosat Ooredoo Hutchison (IOH atau Indosat) menyelesaikan proses akuisisi pelanggan PT MNC Kabel Mediacom (MNC Play) pada Senin (27/11/2023). Ada sebanyak 300.000 pelanggan ... Read more »

Pelawak Srimulat Eko Londo Meninggal Dunia, Sempat Alami Kecelakaan

Pelawak Srimulat Eko Londo Meninggal Dunia, Sempat Alami Kecelakaan Kabar duka datang dari dunia hiburan Tanah Air, Bunda. Pelawak yang tergabung di Srimulat, Eko Londo meninggal dunia di usia 66 ... Read more »
Top List in the World