TRIBUNMANADO.CO.ID – Seperti yang diketahui kesehatan menjadi hal penting bagi setiap orang.
Lantas untuk mendapatkan kesehatan orang rela melakukan apapun.
Hal tersebut agar terhindar dari penyakit.
Namun seringkali ada hal-hal yang terlewatkan hingga terkena penyakit.
Salah satunya mengenai rematik dan asam urat.
Diketahui kedua penyakit tersebut serupa namun tak sama.
Keduanya menyerang bagian persendian.
Namun apa perbedaan dari Rematik dan asam urat?
Simak berikut ini penjelasannya.
Rematik dan asam urat adalah dua penyakit yang sama-sama mempengaruhi persendian.
Meski sama-sama jenis radang sendi, sebenarnya dua penyakit ini benar-benar berbeda.
Rematik sendiri dalam istilah medis dikenal sebagai Rheumatoid arthritis (RA).
Situs medis Medical News Today melansir, rematik adalah kondisi peradangan autoimun, sedangkan asam urat adalah kondisi peradangan.
Dihimpun TribunHealth.com dari Kompas.v dan Medical News Today, berikut ini sederet perbedaan rematik dan asam urat.
Penyebab rematik dan asam urat
Rematik adalah kondisi peradangan autoimun.
Penyakit ini terjadi ketika sistem kekebalan tubuh secara keliru menyerang sel-sel sehat di jaringan sinovial atau lapisan sendi.
Reaksi ini menyebabkan peradangan, nyeri, dan bengkak.
Biasanya terjadi di tangan, pergelangan tangan, pergelangan kaki, dan lutut di kedua sisi tubuh.
Seiring waktu, pembengkakan yang berulang dapat menyebabkan kerusakan sendi.
Asam urat juga merupakan kelainan inflamasi, namun bukan merupakan kondisi autoimun.
Sebaliknya, seseorang menderita asam urat karena tingginya kadar asam urat dalam darahnya.
Asam urat terdapat pada makanan dan minuman.
Mengonsumsi obat-obatan tertentu juga dapat meningkatkan jumlah asam urat dalam tubuh. Kristal asam urat dapat mengendap di jaringan sinovial, terutama di tangan, kaki, dan siku.
Orang yang terkena
Rematik lebih banyak menyerang wanita dibandingkan pria.
Diperkirakan 1,5 juta orang di Amerika Serikat mengidap rematik, dan kondisi ini menyerang perempuan tiga kali lebih banyak dibandingkan laki-laki.
Di sisi lain, asam urat lebih banyak menyerang pria dibandingkan wanita.
Menurut artikel tahun 2014, penyakit ini menyerang lebih dari 3 persen orang dewasa di AS, dan jumlah tersebut terus meningkat.
Penyakit ini lebih sering terjadi pada pria berusia 40 tahun ke atas dan wanita setelah menopause.
Gejala dan efek jangka panjang
Rematik dan asam urat sama-sama melibatkan pembengkakan dan peradangan, namun beberapa gejalanya berbeda.
Hal ini mencakup area yang terkena dampak dan dampak jangka panjangnya.
Berbeda dengan rematik, asam urat tidak menyebabkan peradangan di seluruh tubuh dan tidak menyebabkan kerusakan jaringan pada organ lain, seperti jantung dan paru-paru.
Namun, baik rematik maupun asam urat dapat menyerang ginjal, menurut Arthritis Foundation.
Gejala rematik
Seseorang dengan rematik akan mengalami saat-saat ketika gejalanya memburuk dan di saat lain gejalanya berkurang atau hilang. Dokter menyebutnya flare dan remisi.
Selama serangan awal rematik, gejalanya mungkin termasuk:
– kelelahan
– demam
– nyeri, pegal, atau kaku pada beberapa sendi
– nyeri dan kaku pada persendian di kedua sisi tubuh, seperti kedua pergelangan tangan atau pergelangan kaki
– kelemahan
– penurunan berat badan
Rematik dapat menyebabkan komplikasi progresif dan jangka panjang, bahkan dengan penggunaan obat-obatan.
Efek jangka panjang dari rematik meliputi:
– penyakit jantung dini
– tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, dan diabetes bagi penderita RA dan obesitas
– kerusakan pada jaringan sendi
– kehilangan keseimbangan
– perubahan penampilan dan mobilitas tangan dan kaki
– masalah pada jantung, paru-paru, mata, dan organ lainnya
Penderita RA mungkin mengalami kesulitan dalam pekerjaan, terutama mereka yang melakukan pekerjaan fisik.
Gejala asam urat
Gejala asam urat juga bisa hilang dan kambuh.
Serangan bisa terjadi ketika kelebihan kristal asam urat menumpuk di persendian.
Pemicunya mungkin saja meningkatkan kadar asam urat dalam tubuh.
Pemicunya mungkin termasuk konsumsi minuman beralkohol dan makanan kaya purin, seperti beberapa makanan laut, daging, dan jeroan.
Gejala asam urat pada persendian dapat berupa:
– rentang gerak berkurang
– pembengkakan
– kehangatan.
Sendi yang paling sering terkena asam urat adalah jempol kaki, namun sendi lain juga bisa terkena seiring perkembangannya.
Rematik lebih mungkin melibatkan banyak sendi sekaligus dan dapat menyebabkan kelelahan, demam ringan, dan penurunan berat badan.
Penyebab dan faktor risiko
Rematik disebabkan oleh masalah pada sistem kekebalan tubuh, meskipun dokter tidak mengetahui mengapa hal ini terjadi pada beberapa orang dan tidak pada orang lain.
Individu dengan faktor risiko berikut lebih mungkin mengalami rematik:
- Usia: Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit, RA biasanya muncul saat seseorang berusia 60an, meski bisa terjadi pada usia berapa pun.
- Jenis Kelamin: Penyakit ini dua hingga tiga kali lebih sering terjadi pada wanita dibandingkan pria.
- Genetika: Memiliki ciri genetik tertentu dapat membuatnya lebih mungkin untuk berkembang.
- Massa tubuh: Orang dengan obesitas lebih mungkin menderita RA.
- Merokok: Merokok atau paparan asap rokok atau produk yang mengandung nikotin sebelum kelahiran dapat meningkatkan risiko
- Faktor sosial ekonomi: Anak-anak dari keluarga berpenghasilan rendah memiliki risiko lebih tinggi di masa dewasa.
- Riwayat melahirkan: Mereka yang belum pernah melahirkan mungkin memiliki risiko lebih tinggi.
Asam urat terjadi ketika tubuh seseorang menumpuk asam urat dalam jumlah berlebih.
Beberapa orang secara alami memproduksi asam urat berlebih, yang dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya asam urat.
Orang dengan faktor risiko berikut ini lebih mungkin mengalami penumpukan asam urat dan asam urat:
- Jenis Kelamin: Lebih sering terjadi pada laki-laki.
- Kondisi kesehatan: Riwayat tekanan darah tinggi, diabetes, penyakit jantung, masalah ginjal, dan aspek lain dari sindrom metabolik membuat kemungkinan terjadinya asam urat.
- Obat-obatan: Mengonsumsi obat-obatan seperti diuretik atau “pil air” dapat meningkatkan risiko.
- Minuman: Konsumsi alkohol yang tinggi dan minuman tinggi fruktosa, sejenis gula, dapat meningkatkan risiko.
- Makanan: Makanan yang mengandung purin dapat meningkatkan kadar asam urat. Makanan tersebut termasuk daging merah dan beberapa makanan laut.
- Massa tubuh: Mengalami obesitas merupakan faktor risiko.
(Sumber TribunHealth/Ahmad Nur Rosikin)
News Related-
Nadzira Shafa Nyanyi Lagu Baru, Lirik Rakit Soundtrack Film 172 Days, Ceritakan Kisah Cintanya dengan Amer Azzikra
-
Cara Menukarkan Valas dan Informasi Kurs Dollar-Rupiah di BCA, Selasa (28/11)
-
Ganjar Disindir Halus Kepala Suku di Merauke soal Kondisi Jalan
-
BREAKING NEWS - Diduga Depresi,Pemuda di Kubu Raya Nekat Akhiri Hidup Dengan Cara Tak Wajar
-
Tertarik Ubah Avanza Jadi VW Kodok? Segini Biayanya
-
Bukan Gabung Barito,Sosok di Luar Dugaan Eks Persija Membelot ke Rival Dewa United,Anak Dewa Cek
-
Pesan Mahfud ke Anak Muda Aceh: Semua Akan Sukses karena RI Kaya, Jangan Hedon
-
Apakah Hantu Itu Nyata? Berikut Penjelasan Ilmiahnya
-
Rajin Beri Bonus dan Ajak Jalan-jalan,Bos Tak Menyangka Lihat Isi Grup WA Karyawan,Semua Dipecat
-
Pimpinan KPK Kaget Kasus Korupsi SYL Ternyata Sudah Dilaporkan Sejak 2020, 3 Tahun Dibiarkan Mangkrak
-
Isyarat Rasulullah Tentang Penaklukan Romawi dan Mesir
-
Istana Ingatkan Pasangan Anies-Muhaimin, Ada Kesepakatan Politik Terkait UU IKN
-
Anak Kiky Saputri Unboxing Bingkisan Ulang Tahun Ke-2 Rayyanza
-
Ragam Keris dan Senjata Pusaka di Museum Pusaka TMII