Barisan Tokoh Jawa Timur yang Berpotensi Jadi Pembantu Presiden
SURYAMALANG.COM, SURABAYA – Kemenangan besar Prabowo Subianto – Gibran Rakabuming Raka di Jawa Timur pada pemilihan presiden 2024 dinilai akan berdampak dalam penyusunan kabinet mendatang.
Sejumlah tokoh asal Jawa Timur diprediksi masuk dalam barisan para pembantu presiden.
Berdasarkan hasil rekapitulasi suara, Prabowo-Gibran meraih 16.716.603 suara atau 65,19 persen dari total suara. Perolehan tersebut jauh meninggalkan Anies Baswedan – Muhaimin Iskandar (4.492.652 suara) maupun Ganjar Pranowo-Mahfud MD (4.434.805 suara).
“Jika melihat penyusunan kabinet selama ini, memang selalu ada tokoh yang berasal dari Jawa Timur. Sebab, bagaimana pun, Jawa Timur juga menjadi salah satu daerah penentu,” kata pengamat politik dari Universitas Trunojoyo Madura (UTM), Surokim Abdussalam di Surabaya.
Dari tokoh berlatarbelakang politik, Jawa Timur memiliki sejumlah figur yang dinilai memiliki pengalaman secara nasional. Di antaranya, mantan Gubernur Jawa Timur yang sekaligus pernah menjadi Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa.
Kemudian, mantan juru bicara Gibran yang juga Ketua DPD Demokrat Jatim, Emil Elestianto Dardak. Serta, Anggota DPR RI sekaligus Ketua DPD Golkar Jatim Sarmuji dan anggota DPR RI terpilih sekaligus Ketua Gerindra Jatim, Anwar Sadad.
“Kalau melihat kontribusi kemarin dalam pilpres, khususnya di Jatim, Ibu Khofifah harus diakui paling signifikan. Kemudian, ada Mas Emil dan disusul para ketua partai seperti Mas Sarmuji dan Mas Sadad,” kata Surokim.
“Menilik nama-nama itu, kemungkinan besar Mas Emil punya peluang masuk. Sebab, Bu Khofifah akan memilih mengikuti kontestasi di Pemilihan Gubernur jilid 2. Sementara para ketua DPD (partai) masih fokus untuk di daerah,” katanya.
Dalam penyusunan kabinet sebelumnya, Jawa Timur memang seringkali memiliki sejumlah tokoh yang dipilih dalam kabinet. Beberapa di antaranya merupakan tokoh politik.
Dalam Kabinet Indonesia Maju di periode Presiden Joko Widodo dan KH Maruf Amin misalnya, tercatat ada 7 orang Jawa Timur yang tergabung dalam kabinet. Di antaranya, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, dan Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko.
Kemudian, ada Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhajjir Efendi, Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal Abdul Halim Iskandar, serta Menteri Tenaga Kerja Ida Fauziah.
Namun menurut Surokim, pembentukan kabinet saat ini akan lebih kompleks. Apalagi, dengan dinamika terbaru soal berpeluangnya beberapa partai non-koalisi bergabung ke dalam kabinet.
“Apabila melihat konstelasi politik nasional saat ini yang dilakukan Pak Prabowo dengan mengandeng partai-partai non pengusung maka akan kian sengit dan ketat penempatan nama-nama kabinet,” katanya.
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal Partai Gerindra, Ahmad Muzani menyatakan, pembicaraan mengenai menteri semakin intensif. Menurut Muzani, mereka sudah membahas formulasi kabinet baik dari kalangan partai politik (parpol), profesional, maupun keterwakilan daerah.
“Syarat untuk bisa menjadi menteri dalam kabinet Prabowo-Gibran adalah mereka orang yang mengetahui, memahami dan menyetujui program presiden baik yang dikampanyekan ataupun yang dibicarakan dalam debat presiden dan wakil presiden,” ujarnya.