Asosiasi Pengusaha Sepatu soal Bata Tutup Pabrik: Belum Pulih, Banyak Tantangan
Ilustrasi toko sepatu Bata. Foto: Shutterstock
Direktur Eksekutif Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo) Firman Bakrie buka suara soal tutupnya pabrik sepatu milik PT Sepatu Bata Tbk (BATA) di Purwakarta, Jawa Barat per 30 April 2024.
Firman menjelaskan kondisi dunia usaha sepatu di 2024 belum sepenuhnya pulih. Menurutnya, efek pandemi COVID-19 masih terasa bagi para pengusaha sepatu.
Tak hanya itu, ia mengatakan banyak tantangan yang harus dihadapi pengusaha sepatu di tahun 2024. Salah satunya soal inflasi.
“Untuk industri dalam negeri sejak pandemi, kondisinya belum pernah pulih normal. Apalagi di tahun 2024 ini sejumlah tantangan, mulai dari inflasi,” kata Firman kepada kumparan, Minggu (5/5).
Firman bilang, sejumlah merek sepatu untuk segmen menengah ke bawah mengalami penurunan penjualan pada periode Lebaran 2024.
“Beberapa brand pada Lebaran kemarin untuk segmen menengah sampai menengah ke bawah mengalami penurunan dibanding untuk periode yang sama di 2023 lalu, yang pasti juga berpengaruh pada produsen alas kaki,” ungkapnya.
Sayangnya, Firman tidak bisa menjelaskan lebih detail terkait tutupnya pabrik sepatu legendaris tersebut. Namun Firman memastikan, bisnis sepatu Bata tidak gulung tikar. Menurutnya, Bata masih memiliki skema bisnis berupa order Manufacturing on Contract (makloon) yakni perusahaan menyewa pihak lain untuk memproduksi produk mereka.
“Saat ini bisnis Bata di Indonesia masih jalan. Khususnya untuk yang bidang retail-nya. Selain produksi di Purwakarta Bata juga masih memiliki skema bisnis berupa order makloon ke pabrik lokal Indonesia untuk brand mereka,” tutur dia.
Sebelumnya, Manajemen mengaku telah melakukan berbagai upaya selama empat tahun terakhir di tengah kerugian dan tantangan industri akibat pandemi dan perubahan perilaku konsumen yang begitu cepat.
Perseroan mengaku sudah tidak dapat melanjutkan produksi di pabrik Purwakarta, karena permintaan pelanggan terhadap jenis produk yang dibuat di Pabrik Purwakarta terus menurun.
“Dan kapasitas produksi pabrik jauh melebihi kebutuhan yang bisa diperoleh secara berkelanjutan dari pemasok lokal di Indonesia,” tulis manajemen dalam keterbukaan informasi BEI.
Merek sepatu Bata sudah ada sejak lama. Bata atau T&A Bata Shoe Company merupakan bagian dari Bata Shoe Organization (BSO) dan terdaftar di Zlin, Cekoslowakia oleh dua bersaudara, yaitu Tomas Anna dan Antonin Bata pada 1894.
Pada tanggal 15 Oktober 1931, perusahaan sepatu Bata resmi berdiri di Hindia Belanda yang pada awalnya merupakan importir sepatu untuk pemenuhan kebutuhan masyarakat Hindia Belanda sendiri yang beroperasi di Tanjung Priok.
Enam tahun kemudian, Tomas Bata mendirikan pabrik Sepatu di tengah perkebunan karet di area Kalibata, beralamat di Jl. Kalibata Raya Jakarta Selatan. Selanjutnya produksi sepatu terjadi mulai tahun 1940.
Pada tahun 1982, PT Sepatu Bata TBK terdaftar di Jakarta Stock Exchange. Adapun pabrik di Purwakarta telah berdiri sejak tahun 1994.