Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?
Mahasiswa dan masyarakat sipil di City College berkumpul untuk melakukan demo pro-Palestina di New York City pada 26 April 2024. Mereka bergabung dengan mahasiswa dari Universitas Columbia dan sejumlah pelajar sekolah lainnya di Amerika Serikat untuk menyuarakan hal yang sama.
LUSINAN kampus di Amerika Serikat (AS) diduduki para mahasiswa yang memprotes perang di Gaza. Sejauh ini lebih dari 2.000 pengunjuk rasa telah ditangkap, saat universitas-universitas itu berupaya menyingkirkan tenda-tenda perkemahan para demontran.
Polisi dilibatkan dalam membubarkan beberapa aksi protes pada hari Rabu (3/4/2024). Di Los Angeles, para petugas mulai membongkar barikade aktivis di UCLA setelah mengepung kampus itu.
Mengapa Mahasiswa Memprotes Perang di Gaza?
Sejak serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 dan serangan balasan Israel beberapa saat setelah itu, para mahasiswa telah melancarkan aksi unjuk rasa, aksi duduk, puasa dan, yang terbaru, mendirikan tenda-tenda perkemahan di area kampus untuk menentang perang tersebut.
Para mahasiswa menuntut agar kampus-kampus mereka, yang sebagian besar memiliki dana abadi (endowment fund) dalam jumlah besar, melakukan divestasi finansial dari Israel.
Divestasi berarti menjual saham perusahaan-perusahaan Israel yang dimiliki kampus-kampus itu dalam portofolio pengelolaan dana abadi mereka, atau memutus hubungan keuangan dengan perusahaan-perusahaan atau lembaga-lembaga Israel.
Para aktivis mahasiswa mengatakan, perusahaan-perusahaan yang melakukan bisnis di Israel, atau dengan organisasi-organisasi Israel, berarti terlibat dalam perang yang sedang berlangsung di Gaza – begitu pula perguruan tinggi yang berinvestasi di perusahaan-perusahaan tersebut.
Dana abadi universitas mendanai berbagai macam hal mulai dari laboratorium penelitian hingga dana beasiswa, sebagian besar menggunakan hasil dari investasi senilai jutaan bahkan miliaran dolar.
Kasus di UCLA
Ratusan petugas polisi berada di University of California, Los Angeles (UCLA), untuk meminta para pengunjuk rasa pro-Palestina membubarkan diri atau ditangkap. Polisi telah mengepung kampus dan mulai merobohkan barikade yang dipasang pengunjuk rasa di tenda-tenda perkemahan.
Wartawan BBC di lokasi melaporkan bahwa para pengunjuk rasa saling mengaitkan lengan dan mengenakan perlengkapan anti hurahara serta helm pengaman saat bus-bus polisi tiba.
Sehari sebelumnya terjadi kekerasan ketika pengunjuk rasa pro-Israel yang bertopeng menyerang kubu pro-Palestina.
Polisi dikritik oleh kantor gubernur California karena tidak melakukan intervensi dini untuk membantu mengatasi aksi unjuk rasa itu.
Mengapa protes-protes itu dimulai?
Rangkaian aksi unjuk rasa itu dimulai bulan lalu, ketika rektor Universitas Columbia di New York City memberikan kesaksian di depan Kongres tentang aksi antisemitisme di kampus.
Ratusan mahasiswa mendirikan tenda di kampus Universitas Columbia di Upper Manhattan dan polisi datang sehari kemudian. Hal itu memicu gelombang aksi di lebih banyak perguruan tinggi di seluruh AS.
Kelas tatap muka di Columbia dibatalkan tetapi protes terus berlanjut, dan aksi protes akhirnya berpindah ke gedung akademik.
Polisi dipanggil lagi karena vandalisme dan adanya risiko terhadap keselamatan publik, kata universitas tersebut.
Di mana Lagi Mahasiswa Melakukan Protes?
Krisis yang meningkat di Columbia menginspirasi protes dan pendirian tenda perkemahan serupa di seluruh AS, termasuk:
Wilayah Timur Laut: George Washington; Brown; Yale; Harvard; Emerson; NYU; Georgetown; American; University of Maryland; Johns Hopkins; Tufts; Cornell; University of Pennsylvania; Princeton; Temple; Northeastern; MIT; The New School; University of Rochester; University of Pittsburgh.
Pantai Barat: California State Polytechnic, Humboldt; University of Southern California; University of California, Los Angeles; University of California, Berkeley; University of Washington
Wilayah Tengah: University of Wisconsin; Northwestern; Washington University in St Louis; Indiana University; University of Michigan; Ohio State; University of Minnesota; Miami University; University of Ohio; Columbia College Chicago; University of Chicago
Selatan: Tulane; Emory; Vanderbilt; University of North Carolina, Charlotte; University of North Carolina, Chapel Hill; Kennesaw State; Florida State; Virginia Tech; University of Georgia, Athens
Barat Daya: University of Texas at Austin; Rice; Arizona State
Bagaimana Universitas Tangani Protes?
Ada yang bernegosiasi dengan para aktivis mahasiswa. Ada pula yang mengeluarkan ultimatum yang berujung pada pemanggilan polisi.
Sebuah kesepakatan dicapai antara Universitas Northwestern dekat Chicago dengan pengunjuk rasa yang membatasi ukuran area perkemahan.
Kesepakatan lain dicapai di Brown University di mana pejabat kampus setuju untuk mengadakan pemungutan suara mengenai divestasi pada Oktober dengan imbalan para mahasiswa menyingkirkan perkemahan mereka.
Para politisi nasional telah meminta perguruan tinggi untuk berbuat lebih banyak. Mereka menyoroti laporan antisemitisme dalam beberapa aksi protes tersebut.
Mahasiswa Yahudi di beberapa kampus menceritakan kepada BBC tentang kejadian yang membuat mereka merasa tidak nyaman atau takut.
Aksi-aksi antisemit itu mencakup nyanyian dan lambang-lambang yang mendukung Hamas, yang oleh AS dinyatakan sebagai kelompok teroris, hingga pertengkaran fisik dan ancaman yang dirasakan.
Sejumlah Ditangkap
Lebih dari 2.000 orang telah ditangkap dalam demonstrasi di seluruh AS, menurut penghitungan yang dikumpulkan Associated Press.
Hanya dalam di dua hari pertama bulan Mei, ratusan penangkapan dilakukan di kampus-kampus di seluruh negeri itu, termasuk di Yale, Dartmouth, Stony Brook, Portland State, University of Wisconsin, dan University of Texas di Dallas.
Di UCLA, lebih dari 100 orang dilaporkan ditahan setelah polisi menyerbu perkemahan pro-Palestina. Di New York, 282 orang ditangkap awal pekan ini setelah polisi membersihkan Hamilton Hall di Columbia, yang telah ditempati oleh para pengunjuk rasa, serta mendirikan perkemahan di kampus. Jumlah tersebut termasuk penahanan yang dilakukan di City College of New York yang berada di dekatnya.
Apakah Aksi Protes Berhasil?
Kelompok-kelompok kampus pro-Palestina selama bertahun-tahun telah meminta institusi mereka untuk mendukung gerakan Boikot, Divestasi, dan Sanksi (Boycott, Divestment and Sanctions/BDS), sebagai cara untuk melawan Israel.
Tidak ada universitas di AS yang pernah berkomitmen terhadap tuntutan BDS itu, meskipun beberapa di antaranya telah memutuskan hubungan keuangan tertentu di masa lalu.
Walau divestasi akan mempunyai dampak kecil, jikapun ada, terhadap perang di Gaza, para pengunjuk rasa mengatakan bahwa hal itu akan memberikan pencerahan bagi orang-orang yang mengambil keuntungan dari perang dan membantu membangun kesadaran akan permasalahan mereka.