Anies Tak Bakal Lawan Ridwan Kamil,Sahroni,Erwin Aksa di Pilgub DKI Jakarta,,Gengsi, Turun Kelas
TRIBUN-TIMUR.COM – Anies Baswedan kemungkinan tak akan mencalonkan diri lagi sebagai Gubernur DKI Jakarta pada Pilkada 2024.
Capres nomor urut 1 pada Pilpres 2024 itu dianggap turun kelas jika harus bertarung kembali di level provinsi.
Saat ini, sejumlah figur digadang-gadang menjadi Cagub DKI Jakarta, antara lain mantan Gubernur Jawa Barat sekaligus politisi Partai Golkar Ridwan Kamil, Wakil Ketua Umum Partai Golkar Erwin Aksa, Ketua DPD Partai Golkar DKI Jakarta Ahmed Zaki Iskandar.
Lalu ada Bendahara Umum Partai Nasdem Ahmad Sahroni, politisi PKS Mardani Ali Sera, Ketua DPW PKS DKI Jakarta Khoirudin, dan mantan Presiden PKS Sohibul Iman.
Anies Baswedan tak selevel dengan mereka.
“Yang saya dengar siapa pun capres (artinya) sudah di level nasional,” kata Co-Captain Tim Nasional capres-cawapres Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, Sudirman Said saat ditemui di kediamannya, Brebes, Jawa Tengah, Jumat (19/4/2024).
Sudirman Said merupakan mantan Menteri ESDM di Kabinet Kerja.
Kemudian, dia mencalonkan diri sebagai Gubernur Jawa Tengah berpasangan Ida Fauziyah (Menteri Ketenagakerjaan saat ini), namun kalah bertarung dengan pasangan Ganjar Pranowo dan Taj Yasin.
Sudirman juga menyebut bahwa Anies harus menghormati dan menjaga suara pemilihnya yang berasal dari daerah lain.
Begitu juga ide-ide perubahan dalam skala nasional yang seharusnya bisa terpelihara agar Anies Baswedan bisa tetap berkontestasi di kancah nasional.
Sudirman Said lantas menyinggung konsistensi capres nomor urut 2, Prabowo Subianto yang tetap berada di jalan sebagai seorang kontestan pilpres meskipun kalah berkali-kali.
Menurut dia, Prabowo Subianto tak lantas mengambil jalan pragmatis untuk menjadi kepala daerah di tempat yang suaranya unggul dalam Pilpres, baik 2009, 2014, dan 2019.
“Pak Prabowo kan sampai empat kali (nyapres), sekali kalah bukan (kemudian mencalonkan sebagai) Gubernur Jawa Barat kan,” ujar Sudirman.
“Jadi cawapres (Prabowo) kalah, jadi capres kalah terus, itu perjuangan,” katanya melanjutkan.
Meski demikian, Sudirman tidak bisa memastikan langkah karier politik Anies di masa depan.
Dia hanya bisa memastikan bahwa kontestasi masih berlangsung dan memasuki babak akhir dalam sidang sengketa pilpres di Mahkamah Konstitusi (MK).
“Belum dengar (Anies akan mengambil langkah kedepan), kita hormati fokusnya di menuntaskan (Pilpres). Jadi, kalau besok 22 (April) pengumuman (putusan sengketa), bisa tanya saja (ke Anies),” ujar Sudirman Said.
Diketahui, hasil perolehan suara pasangan Anies-Baswedan tertinggal dari pasangan Prabowo-Gibran yang dinyatakan sebagai pemenang Pilpres 2024.
Sebelumnya, dua mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dan Anies Baswedan diprediksi kembali bertarung di Pilkada DKI Jakarta 2024 ini.
Seperti diketahui Anies dan Ahok pernah jadi calon gubernur di Pilkada DKI 2017.
Saat itu Ahok berpasangan dengan calon wakil gubernur Djarot Saiful Hidayat yang diusung PDIP.
Sementara Anies wakilnya Sandiaga Uno diusung Gerindra dan PKS.
Pilkada DKI 2017 disebut sebagai pemilihan kepala daerah terpanas saat itu karena banyak beredar sentimen SARA.
Keluar sebagai pemenang kala itu adalah Anies-Sandiaga Uno.
Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO), Dedi Kurnia Syah memprediksi Anies Baswedan akan kembali maju dalam pemilihan kepala daerah (Pilkada) DKI Jakarta 2024.
“Anies Baswedan berpeluang kembali ikuti kontestasi DKI Jakarta,” kata Dedi kepada Tribunnews.com, Selasa (27/2/2024).
Hanya saja, kata Dedi, Anies berisiko akan mendapat perlawanan seperti pemilihan presiden (Pilpres).
Apalagi saat ini Presiden Joko Widodo (Jokowi) masih menjabat pada saat Pilkada DKI Jakarta nantinya berlangsung.
“Meskipun bisa saja akan alami perlawanan serupa seperti Pilpres kemarin. Terlebih Jokowi masih menjabat sebagai Presiden pada saat proses kontestasi berlangsung,” ujarnya.
Menurut Dedi, Anies bisa saja diusung Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai NasDem, dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
“Partai pengusung Anies bisa saja tetap yakni PKS, bisa juga mendapat sokongan PKB dan NasDem,” ucapnya.
“Meskipun, PKS dan NasDem juga miliki tokoh potensial seperti Mardani Ali Sera dan Ahmad Sahroni,” ungkap Dedi menambahkan.
Namun, Dedi menambahkan jika membaca elektabilitas maka PKS, NasDem, dan PKB akan jauh lebih potensial menang jika mengusung Anies.
Saat ini Anies adalah calon presiden untuk Pilpres 2024.
Data hitung cepat berbagai lembaga survei termasuk hitung suara KPU sementara memperlihatkan suara Anies yang berpasangan Muhaimin di Pilpres 2024 jauh tertinggal dari lawannya Prabowo-Gibran.
PDIP akan Calonkan Ahok?
Sementara itu Direktur Eksekutif Trias Politika Strategis Agung Baskoro menilai PDI Perjuangan (PDIP) berpeluang mengusung kader sendiri dalam pemilihan kepala daerah (Pilkada) DKI Jakarta 2024.
Menurut Agung, ada kemungkinan duet Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) – Djarot Saiful Hidayat (Ahok-Djarot) bisa terulang kembali.
Kata dia PDIP juga berpeluang mengusung Tri Rismaharini – Abdullah Azwar Anas (Risma -Azwar).
Sebab baik Ahok-Djarot maupun Risma-Azwar sama-sama memiliki pengalaman sebagai kepala daerah.
“Secara personal, ada kemungkinan duet Ahok-Djarot bisa mengemuka kembali. Walaupun peluang Tri Rismaharini dan Abdullah Azwar Anas tetap besar,” kata Agung kepada Tribunnews.com, Selasa (27/2/2024).
“Karena ke semuanya punya pengalaman sebagai kepala daerah,” ujarnya menambahkan.
Agung menuturkan secara institusional nama-nama tersebut punya relasi yang intim dengan partai termasuk Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri.
“Karena dalam kompetisi elektoral di internal untuk menghadapi event seperti Pilkada, selain elektabilitas penting akseptabilitas elit/politik,” ungkapnya.
Dia menjelaskan, Ahok-Djarot dan Risma-Azwar sama-sama berpotensi. Hanya saja, Risma-Azwar dianggap lebih unggul.
“Sama-sama berpotensi. Tapi Risma-Azwar Anas atau Azwar Anas-Risma lebih unggul menimbang sebagian memori kolektif masyarakat ibu kota belum move on dengan Pilkada 2017,” imbuh Agung.
Calon Gubernur dari Golkar
Partai Golkar merekomendasikan dua nama yang bakal berkontestasi di Pilgub DKI Jakarta 2024.
Mereka adalah Ahmed Zaki yang juga Eks Bupati Tangerang dan Ridwan Kamil yang juga Eks Gubernur Jawa Barat.
Pengamat Politik Universitas Al Azhar Ujang Komarudin, meragukan Wakil Ketua Umum Partai Golkar Ridwan Kamil (RK), apabila maju Pemilihan Gubernur (Pilgub) DKI Jakarta.
Pasalnya, RK dinilai hanya memiliki basis yang kuat di Provinsi Jawa Barat (Jabar).
Sehingga, kekuatan basis tersebut digadang-gadang bakal menjadi suatu modal RK untuk kembali maju di Pilgub Jabar.
“Karena kalau misalkan di DKI, Ridwan Kamil belum tentu menang, kalau pun menang bisa jadi Golkar nya di Jawa Barat nya bisa kalah di sana, gitu,” kata Ujang saat dimintai tanggapannya, Senin (26/2/2024).
Ujang menambahkan, jika RK tetap ingin maju Pilgub DKI Jakarta, maka hal tersebut bisa berpengaruh pada kontestasi Golkar di Jabar.(*)