TRIBUN-BALI.COM, JAKARTA – Presiden Joko Widodo mengeklaim harga beras yang sempat melambung telah mulai turun menjelang akhir Februari 2024. Namun, harga beras di Indonesia ternyata jauh lebih mahal dibandingkan negara tetangga.
Dilansir dari Kompas.com, Global Product Prices mengungkapkan harga beras yang bervariasi antara satu negara dengan negara lainnya. Lembaga penelitian yang melacak berbagai harga eceran bahan pokok ini merilis harga beras per Januari 2024.
Menurut laman resminya, lembaga penelitian ini terdiri dari beberapa analis ekonomi yang dikepalai oleh Neven Valev, seorang ekonom bergelar PhD dengan pengalaman lebih dari 15 tahun sebagai profesor ekonomi.
Metode yang dilakukan oleh Global Product Prices didasarkan pada penelitian pendahuluan terhadap pengecer utama dan merek terpopuler di setiap negara untuk berbagai kelompok produk.
Harga beras ini diseragamkan oleh Global Product Prices dengan satuan mata uang dolar Amerika Serikat (AS).
Adapun harga beras yang tertera untuk beras putih bulir panjang dengan satuan per kilogram.
Berdasarkan 82 negara yang masuk dalam basis data, harga rata-rata beras per kilogram adalah 1,96 dolar AS.
Di setiap negara, analis Global Produk Prices menggunakan setidaknya tiga sumber data harga seperti jaringan toko besar dan penjual online.
Lantas, negara mana yang memiliki harga beras termurah dan termahal?
Indonesia menduduki peringkat ke-12 dari peringkat negara dengan harga beras termurah. Sementara pada peringkat pertama, diduduki oleh Bangladesh dan disusul India di peringkat kedua.
Berikut daftar negara dengan harga beras termurah per kilogram, dengan harga diubah ke satuan rupiah per Rabu (28/2): Harga beras di Bangladesh Rp 9.241, di India Rp 12.217, di Pakistan Rp 13.157, di Thailand Rp 13.471, di Paraguay Rp 14.567, di Kolombia Rp 14.567, di Argentina Rp 14.880.
Harga beras di Vietnam Rp 15.037, di Zambia Rp 16.917, di Singapura Rp 17.543, di China Rp 17.856, di Indonesia Rp 18.013, di Afrika Selatan Rp 18.013, di Tanzania Rp 18.483, di Turkiye Rp 20.519.
Sedangkan negara yang menduduki peringkat pertama dengan harga beras termahal yakni Amerika Serikat. Kemudian, peringkat kedua diduduki Jepang dan peringkat ketiga Italia.
Berikut rincian 10 negara dengan harga beras termahal: Harga beras di Amerika Serikat Rp 70,488, di Jepang Rp 63.752, di Italia Rp 62.812, di Serbia Rp 60.149, di Uruguay Rp 58.583, di Israel Rp 51.691, di Swedia Rp 48.715, di Kanada Rp 48.558, di Swiss Rp 48.088, dan di Lithuania Rp 47.618.
Harga beras di Indonesia dalam tren naik sejak akhir tahun 2023. Bahkan, belakangan ini sempat terjadi kelangkaan beras di peritel sehingga berlaku pembatasan pembelian untuk konsumen.
Namun, Presiden Jokowi membantah harga beras masih naik. Hal ini dikatakan Jokowi di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu (28/2).
Dilansir dari Kompas.com, Jokowi mengaku selalu mengecek harga beras setiap hari di pasar-pasar tersebut.
Dari hasil pengecekan, harga beras perlahan tidak lagi mengalami kenaikan.
“Cek di Pasar Johar naik atau tidak, turun atau tidak, cek, sudah turun. Karena harian itu saya cek. Dan saya itu selalu mendapatkan angka-angka,” kata Jokowi, Rabu.
Jokowi menyampaikan, harga beras bisa dicek di Pasar Induk Cipinang atau Pasar Johar yang merupakan pasar beras. “Coba dicek, jangan menginformasikan seperti itu. Coba dicek di Pasar Induk Cipinang, cek. Coba di cek lagi ke Pasar Johar, ini yang pasar-pasar beras itu harus dicek. Coba kalian datang ke Pasar Cipinang cek, harganya turun atau naik,” ucap Jokowi.
Sebelumnya diberitakan, masyarakat mengeluh harga beras mahal dan langka.
Presiden Jokowi lalu melakukan inspeksi dengan mengunjungi Pasar Induk Cipinang pada Kamis (15/2).
Saat itu ia memastikan, harga beras turun dalam dua minggu ke depan. Sebab, suplai beras sedikit demi sedikit kembali aman di pasar.
Permasalahan suplai yang menjadi salah satu penyebab kelangkaan beras ini sudah diselesaikan lewat pengiriman beras dari Perum Bulog ke daerah maupun ke Pasar Induk Cipinang.
“Nanti dilihat, saya kira akan dalam seminggu dua minggu ini, saya rasa akan sedikit turun (harganya). Sambil nunggu panen kalau panen rayanya datang, pasti sudah (menurun harganya),” kata Jokowi usai meninjau stok beras di Pasar Induk Cipinang, Jakarta Timur, Kamis (15/2).
Jokowi pun sempat mengungkapkan penyebab kelangkaan dan kenaikan harga beras.
Selain masalah suplai, kelangkaan disebabkan macetnya distribusi dari beberapa sentra produksi ke pasaran.
Salah satu masalah yang menghambat distribusi adalah bencana banjir di sejumlah kabupaten/kota, termasuk di daerah Demak dan Grobogan, Jawa Tengah.
“Distribusinya juga terganggu di urusan banjir di Demak, di Grobogan, itu mempengaruhi,” kata dia. (kontan)
News Related-
Nadzira Shafa Nyanyi Lagu Baru, Lirik Rakit Soundtrack Film 172 Days, Ceritakan Kisah Cintanya dengan Amer Azzikra
-
Cara Menukarkan Valas dan Informasi Kurs Dollar-Rupiah di BCA, Selasa (28/11)
-
Ganjar Disindir Halus Kepala Suku di Merauke soal Kondisi Jalan
-
BREAKING NEWS - Diduga Depresi,Pemuda di Kubu Raya Nekat Akhiri Hidup Dengan Cara Tak Wajar
-
Tertarik Ubah Avanza Jadi VW Kodok? Segini Biayanya
-
Bukan Gabung Barito,Sosok di Luar Dugaan Eks Persija Membelot ke Rival Dewa United,Anak Dewa Cek
-
Pesan Mahfud ke Anak Muda Aceh: Semua Akan Sukses karena RI Kaya, Jangan Hedon
-
Apakah Hantu Itu Nyata? Berikut Penjelasan Ilmiahnya
-
Rajin Beri Bonus dan Ajak Jalan-jalan,Bos Tak Menyangka Lihat Isi Grup WA Karyawan,Semua Dipecat
-
Pimpinan KPK Kaget Kasus Korupsi SYL Ternyata Sudah Dilaporkan Sejak 2020, 3 Tahun Dibiarkan Mangkrak
-
Isyarat Rasulullah Tentang Penaklukan Romawi dan Mesir
-
Istana Ingatkan Pasangan Anies-Muhaimin, Ada Kesepakatan Politik Terkait UU IKN
-
Anak Kiky Saputri Unboxing Bingkisan Ulang Tahun Ke-2 Rayyanza
-
Ragam Keris dan Senjata Pusaka di Museum Pusaka TMII