Sebuah foto menunjukkan pemandangan Benteng Bahla, salah satu dari empat benteng bersejarah yang terletak di kaki dataran tinggi Green Mountain di Oman, dan satu-satunya benteng di negara ini yang ditetapkan sebagai Situs Warisan UNESCO, di Bahla, 200 km sebelah utara Muscat, pada tanggal 5 Oktober 2023. Jauh di pedalaman Oman yang gersang, Bahla, sebuah kota oasis kuno, penuh dengan mitos tentang pemakan unta, hyena bermulut api, dan manusia yang berubah menjadi keledai -sebuah reputasi keajaiban dan misteri yang masih ada sampai sekarang.
BAHLA, KOMPAS.com – Jauh di pedalaman Oman yang kering, Bahla terkenal sebagai kota jin.
Kota oasis kuno ini sering memikat wisatawan karena cerita-cerita mistisnya, mulai dari manusia yang berubah jadi keledai hingga hyena yang mulutnya mengeluarkan api dan suka memangsa unta.
Bahla, kota tenang yang dipenuhi kebun-kebun palem dan rumah-rumah berdinding batako yang tak berpenghuni, terletak sekitar 200 kilometer dari barat daya ibu kota Oman, Muscat.
Kota di provinsi Al-Dakiliya ini dikenal dunia karena pintu gerbang gandanya yang megah dan menjadi salah satu warisan dunia UNESCO.
Di kota Bahla ada kepercayaan tak tergoyahkan mengenai jin, yang digambarkan sebagai makhluk gaib yang berbeda dari manusia dan malaikat namun suka hidup berdampingan dengan manusia.
Hamad al-Rabaani, seorang pemandu wisata, termasuk satu di antara mereka yang percaya.
Ia bahkan percaya bahwa kekuatan supernatural membangun tembok sepanjang 13 kilometer di sekeliling kota dalam satu malam, untuk melindungi kota dari penjajah.
“Menurut legenda, ada dua saudara perempuan, keduanya jin yang tinggal di Bahla. Satu dari mereka membangun tembok untuk melindungi kota dari bandit, sementara yang lain menciptakan sistem irigasi kuno untuk pertanian,” jelasnya.
Karena begitu sering terdengar cerita-cerita misterius di sana, tak heran banyak di antara mereka yang pernah berkunjung ke sana ikut terpengaruh.
“Orang-orang cenderung mempercayai legenda jin di kota itu karena begitu banyak ceritanya. Cerita-cerita itu bahkan meresap ke pikiran sebagian orang, terutama mereka yang berusia di atas 70 tahun, atau orang-orang yang belum hidup dengan ilmu pengetahuan dan teknologi modern. Merekalah yang umumnya percaya pada cerita-cerita itu,” jelas Rabaani.
Seorang perempuan tua di kota Bahla contohnya, sering mendengar seseorang memerah susu sapinya setelah tengah malam. Namun setiap kali ia pergi untuk memeriksa, ia tidak menemukan siapa pun di sana.
Sejumlah warga kota itu sebetulnya gelisah membicarakan reputasi kota tersebut sebagai tempat berkumpulnya makhluk halus, karena khawatir itu akan merusak citra kota tersebut.
Namun Mohammad al-Hashemi, seorang penduduk asli Bahla berusia 70-an, justru membanggakannya.
Ia mengatakan sebagian besar hidupnya dibentuk oleh kepercayaan supernatural.
Sewaktu kecil, Hashemi mengaku akrab dengan cerita tentang hyena yang mulutnya menyemburkan api dan suka memangsa unta.
Hyena itu sering berkeliaran di gurun pada malam hari.
“Saya mendengar cerita itu tapi tidak pernah melihatnya. Orang tua kami selalu memperingatkan kami untuk tidak meninggalkan rumah setelah matahari terbenam. Mereka bilang sihir tersebar luas,” jelas al-Hashemi.
Cerita rakyat mengenai jin adalah hal yang umum di Jazirah Arab, menurut Ali A Olomi, profesor sejarah Islam di Universitas Loyola Marymount di Los Angeles.
Ia mengatakan, Oman dan negara tetangganya, Yaman, yang merupakan negara paling selatan di semenanjung tersebut, terkenal tidak hanya sebagai tempat kuno dengan makna sejarah yang besar, namun juga sebagai tanah jin.
Karena begitu kayanya dengan cerita jin, ada banyak warga Oman yang percaya takhayul enggan berkunjung ke Bahla. Mereka mengatakan, jin suka tinggal di kota itu karena menawarkan lebih banyak kebebasan.
Namun banyak kalangan muda di Oman tidak percaya soal jin, termasuk Mazen al-Khaterri, guru matematika berusia 24 tahun di Bahla.
“Ini semua adalah cerita yang diwariskan dari generasi ke generasi, dari kakek-nenek hingga orang tua. Sekarang ini kita tidak melihat ada mahluk yang bisa terbang dari satu daerah ke daerah lain. Ini hanya legenda,” ucap dia.
News Related-
Nadzira Shafa Nyanyi Lagu Baru, Lirik Rakit Soundtrack Film 172 Days, Ceritakan Kisah Cintanya dengan Amer Azzikra
-
Cara Menukarkan Valas dan Informasi Kurs Dollar-Rupiah di BCA, Selasa (28/11)
-
Ganjar Disindir Halus Kepala Suku di Merauke soal Kondisi Jalan
-
BREAKING NEWS - Diduga Depresi,Pemuda di Kubu Raya Nekat Akhiri Hidup Dengan Cara Tak Wajar
-
Tertarik Ubah Avanza Jadi VW Kodok? Segini Biayanya
-
Bukan Gabung Barito,Sosok di Luar Dugaan Eks Persija Membelot ke Rival Dewa United,Anak Dewa Cek
-
Pesan Mahfud ke Anak Muda Aceh: Semua Akan Sukses karena RI Kaya, Jangan Hedon
-
Apakah Hantu Itu Nyata? Berikut Penjelasan Ilmiahnya
-
Rajin Beri Bonus dan Ajak Jalan-jalan,Bos Tak Menyangka Lihat Isi Grup WA Karyawan,Semua Dipecat
-
Pimpinan KPK Kaget Kasus Korupsi SYL Ternyata Sudah Dilaporkan Sejak 2020, 3 Tahun Dibiarkan Mangkrak
-
Isyarat Rasulullah Tentang Penaklukan Romawi dan Mesir
-
Istana Ingatkan Pasangan Anies-Muhaimin, Ada Kesepakatan Politik Terkait UU IKN
-
Anak Kiky Saputri Unboxing Bingkisan Ulang Tahun Ke-2 Rayyanza
-
Ragam Keris dan Senjata Pusaka di Museum Pusaka TMII