3 Mantan Kader PKS yang Dianggap Jadi Garda Terdepan Penolakan Merapat ke Koalisi Prabowo-Gibran
TRIBUNWOW.COM – 3 Mantan kader Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dianggap menjadi sosok terdepan dalam menolak koalisi Indonesia Maju.
Ketiga eks PKS itu merupakan elite Partai Gelora yang merupakan pengusung Prabowo Subianto – Gibran Rakabuming Raka.
Setelah Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka ditetapkan sebagai Presiden dan Wakil Presiden Terpilih, PKS mulai mendekatinya.
Disebutkan jika PKS tertarik untuk bergabung di pemerintahan terpilih.
Namun, Partai Gelora menjadi garda terdepan saat PKS ingin bergabung.
Partai Gelora keras memberikan penolakan jika PKS ingin bergabung.
Hal ini juga disoroti oleh Pengamat Politik Adi Prayitno, Jumat (3/5/2024).
Menurut Adi Prayitno ada konflik yang belum selesai antara kedua partai tersebut.
“Kita melihat konflik antara Partai Gelora dan PKS tentu ini adalah konflik lama, ini adalah luka lama, efek dari konflik politik yang terjadi elite-elite Partai Gelora dan PKS,” ujar Adi Prayitno dikutip dari Kompas TV.
Ia lalu menyebutkan 3 elite Partai Gelora yang merupakan mantan dari PKS.
“Kita tahu sejumlah elite Partai Gelora adalah dulu yang mendirikan dan membesarkan PKS. Sebut saja Anis Matta, Fahri Hamzah, Mahfudz Siddiq adalah dulunya para pendiri PKS, pentolan, dan memperjuangkan PKS tapi karena ada konflik internal orang seperti Mahfudz Siddiq keluar dari PKS dan mendirikan Gelora.”
3 elite Partai Gelora itu dianggap masih belum bisa membuka hati untuk PKS jika bergabung koalisi.
Lantaran masih ada dendam yang belum selesai.
“Di Pilpres 2024, Gelora memutuskan mendukung Prabowo-Gibran dan mereka menang, jadi tidak heran ada isu PKS berkoalisi dengan Prabowo, Gelora adalah partai politik yang paling galak, dan mereka terdepan pasang badan supaya PKS itu bisa ditolak oleh Prabowo.”
“Ini dendam politik yang sampai saat ini tidak bisa dihindarkan.”
Sehingga bergabungnya PKS di koalisi Indonesia Maju akan membuat perbedaan dengan partai yang selama ini sudah bergabung.
Menurut Adi, Partai Gelora sudah memperlihatkan sikap tak setuju meski hanya sebatas PKS menjalin komunikasi dengan Prabowo.
“Jangankan ada niat untuk kerja sama, komunikasi saja dengan Prabowo, kawan-awan Gelora itu sudah marah dan ngamuk-ngamuk.”
“Itu sebagai bentuk penolakan yang cukup agresif, mereka mempertanyakan tentang ideologi, visi misi, mempertanyakan tentang komitmen yang dinilai berseberangan satu sama yang lainnya.”
H. Ahmad Syaikhu (Instagram/@syaikhu_ahmad_)
Alasan Partai Gelora menolak juga lantaran PKS yang mendukung Anies Baswedan – Muhaimin Iskandar di Pilpres 2024 kerap menyerang Prabowo.
PKS kerap memberikan psywar ke Prabowo Subianto sejak awal Gibran diloloskan melalui sidang Mahkamah Konstitusi.
“Selama ini kawan PKS ini partai politik baik pada level elite dan grassrootnya paling getol menyerang Prabowo-Gibran baik soal MK, soal etika,” tuturnya. (TribunWow.com)